GORONTALO, merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang tidak luput dari masuknya hegemoni bangsa Belanda. Gorontalo memiliki nilai sejarah yang luar biasa, memiliki kekayaan bangunan cagar budaya, serta memiliki bentang lahan dan tata kota kolonial yang unik. Sehingga kami BPCB Gorontalo beserta para pecinta budaya khusunya Bangunan Kolonial melaksanakan kegiatan “Dokumentasi Gorontalo Dulu dan Kini” yang tidak lain bertujuan untuk menyelamatkan beberapa data Bangunan Cagar Budaya lewat foto.
Secara umum kedatangan bangsabangsa Barat ke Indonesia dimulai pada abad ke16, karena tertarik rempah rempah dari Indonesia, terutama rempah rempah yang berasal dari kepulauan Maluku. Bangsa Barat pertama yang datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis yang berlayar dari Malaka menuju Gresik di Jawa Timur dan selanjutnya ke Maluku tempat pengumpulan rempah rempah. Kemudian menyusul Bangsa Spanyol yang datang pada tahun 1521 dengan dua buah kapal melalui Philipina, Kalimantan tara, Tidore, Bacan, dan Jailolo, sampaiberlayar ke Maluku hingga tahun 1534.
Kawasan Gorontalo menjadi penting karena mengandung bahanbahan makanan seperti beras, cokelat, dan kelapa, selain itu di bagian pegunungan juga terdapat tambang emas, seperti di daerah Samalata, Marisa, Bonepantai, dan Bintauna. Melihat kondisi tersebut VOC mendirikan factorij, melalui kantor dagang tersebut kontrakkontrak dagang antara pemerintah Belanda dengan Gorontalo resmi dimulai. Namun dalam perkembangan setelah Gubernur VOC Robertus Padt brugge mengangkat Peter Kock sebagai wakil VOC di Gorontalo pada tahun 1727 mulai mencampuri urusan pemerintahan kerajaan yang dampaknya mengganggu tatanan pemerintah tradisional Gorontalo dan menimbulkan gejolak di kerajaan. (admin: romi)
UNTUK MELIHAT, MENIKMATI, DAN MENGETAHUI BEBERAPA PERUBAHAN RUANG KOTA GORONTALO, silahkan lihat lampiran dibawah:
POTRET KOTA GORONTALO DULU DAN KINI_publish