MAKAM RAJA BLONGKOD GORONTALO

0
3902

Dalam ingatan kolektif masyarakat Gorontalo makam Blongkod adalah makam salah seorang Raja Atinggola, tidak diketahui siapana nama Raja Atinggola yang dimakamkan di sini dan tahun berapa masa pemerintahan dan kekuasaannya. Hanya disebutkan kampung Dunggala pada masa yang lalu masuk dalam wilayah teritori Kerajaan Atinggola sebelum islam diterima di Gorontalo daerah ini. Itulah sebabnya mengapa makam ini juga berorientasi timur-barat bukan utara selatan sebagaimana yang dipersyaratkan di dalam pemakaman islam.

Makam Raja Blongkod terletak di Kampung Dunggala Desa Dunggala Kecamatan Tapa pada titik astronomic 00°36’50,9” LU dan 123o08’11,4” BT dengan ketinggian 32 meter dari permukaan laut. Lingkungan situs berada di sebuah dataran landai yang dikelilingi ladang dan kebun penduduk. Di situs ini terdapat 2 buah makam diantaranya:

Makam pertama terdistribusi pada bagian tenggara lahan dengan arah hadap denah berorientasi timur-barat. Bangunan makam dibuat di atas konstruksi  susunan batu kali menggunakan bahan perekat. Merupakan makam berundak yang terdiri atas dua terap atau undak dengan denah dasar persegi panjang. Undak pertama berukuran panjang 5 meter dan lebar 3,5 meter dengan tinggi 70 Cm. Undak kedua diletakkan di atas undak pertama dimana luasnya lebih kecil berukuran panjang 3,8 meter, lebar 2,5 meter dengan tinggi 40 Cm. Kemudian pada bagian puncak terdapat sebuah bidang berbentuk persegi panjang dimana sisi atasnya dibuat seperti atap segitiga pelana dengan denah berukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi puncak 50 meter. Tingkat keterawatan benda yang tertinggal dapat dikatakan rendah, karena pada beberapa bagian dari bangunan makam ini telah hancur dan retak. Hancur dalam pengertian terlepasnya bahan batu kali dari satuan perekat terlihat pada bagian undak sebelah utara dan bagian badan dari bidang struktur puncak pada bagian barat dayanya. Sedangkan kasus retakan, pecah dan melendut terjadi pada strukut dinding undak pertama dan beberapa bagian lainnya. Walaupun beberapa bahan pembentuk terlepas dari strukturnya induknya namun secara umum bangunan makam secara kualitas masih menampakkan bentuk utuhnya sehingga dari aspek pelestariannya masih dapat dibina ulang. Berdasarkan struktur yang tersingkap pada bagian barat daya, terlihat adanya sebuah struktur lain dan juga menggunakan bahan lain yang terdapat di dalam struktur makam secara keseluruhan. Artinya pada makam ini ada dua teknik pengerjaan yang dilakukan pada makam ini namun bentuk secara keseluruhan tidak berbeda. Teknik pengerjaan pertama dilakukan dengan cara membuat suatu adonan dari tanah liat kemudian dibentuk seperti sebuah bangunan yang pada bagian sisi atasnya dibuat berbentuk segitiga. Kemudian bangun ini di bakar untuk mengeraskannya yang ditandai dengan ditemukannya beberapa artefak lepas dari tanah liat dan ada bekas-bekas pembakarannya. Setelah desain ini selesai, maka pada masa berikutnya dibangun struktur luar yang menggunakan bahan batu kali dengan Untitled-1perekat sebagaimana yang tampak sekarang. Apakah struktur tanah liat dan struktur batu kali dibangun pada masa yang sama atau merupakan modifikasi perkembangan belakangan masih perlu ditelusuri lebih jauh.

 

Makam kedua yang terdistribusi dalam situs berada kurang lebih 1 meter sebelah utara makam pertama. Bangunan makam berbentuk setengah bulat dengan orientasi timur-barat. Dibuat diatas struktur batu kali menggunakan perekat. Di bagian bawah bangunan makam terdapat rongga yang lubang masuknya berada di bagian barat strukturnya. Dengan adanya rongga ini, maka keseluruhan bidang dasar bangunan tidak menyentuh tanah kecuali pada bagian sisinya saja. Struktur bangunan makam berukuran panjang 225 Cm, lebar 150 Cm dan tinggi atau dimeter 50 Cm. Sedangkan tebal batu di atas rongga berukuran kurang lebih 25 Cm. Sesungguhnya bangunan makam yang kedua ini berada di dalam sebuah pagar berbentuk persegi yang disusun dari batu kali menggunakan perekat. Berukuran panjang 5,2 meter dan lebar 4,6 meter dengan ketebalan 20 meter. Yang menarik dari bentuk pagar ini adalah pada keempat sudutnya yang dibuat menjulang lebih tinggi dari bagian tengahnya, sehingga tampak dan berkesan melengkung. Ukuran tinggi sudut dan tengah pagar masing-masing 180 Cm dan 90 Cm. Tingkat keterawatan makam cukup baik kecuali pada bagian pagar karena beberapa bidang pagar telah retak dan beberap baian batu lepas dari satuannya. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari bangunan makam ini kecuali dikatakan bahwa makam ini adalah istri dari makam di sebelahnya yaitu Blongkod yang lebih dikenal sebagai Raja Atinggola. (romi)