Terowongan Binangun yang terabaikan

Terowongan Binangun terletak jauh di sebelah selatan Kota Banjar, yaitu di wilayah Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Untuk mencapai lokasi terowongan ini bisa melalui beberapa rute, tetapi yang sering digunakan adalah melalui jalur Jalan Pamarican sampai ke Pagak, berbelok ke jalur Rel kereta Banjar –Cijulang. Adapun jalur lain bisa melewati jalan raya Pangandaran, tepat di dekat gudang Sang Hyang Sri berbelok ke perumahan ASABRI Sukamukti, lalu meniti turunan berbelok ke jalan yang dulunya adalah Rel Kereta, dan yang terakhir adalah melalui Sentiong yang akan berakhir tepat di atas terowongan Sentiong.

Mulut terowongan Binangun
Mulut terowongan Binangun

Letak terowongan berada di bawah permukaan tanah. Terowongan Binangun memiliki panjang 183 meter, membentang barat laut-tenggara. Batas-batas lingkungannya berupa sawah di sisi utara, perkebunan di sisi selatan, barat, dan timurnya. Jalur kereta api yang melintasi terowongan ini, yaitu Banjar-Cijulang telah lama tidak aktif, sehingga lingkungan terowongan sangat tidak terawat, ditumbuhi banyak tanaman liar pada bagian mulutnya, sedangkan pada bagian dalam tanahnya selalu basah. Hal tersebut karena lintasan di daerah ini berada lebih rendah daripada tanah sekitarnya, sehingga permukaan bekas lintasan kereta seakan menjadi sungai kecil. Tidak terawatnya jalur ini akhirnya dijadikan kesempatan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menjarah rel dan kayu-kayu bantalannya. Saat ini tidak ada bagian yang tersisa dari jalur kereta ini, kecuali jejak muka tanah bekas jalur dan terowongan.

Mulut terowongan berbentuk pelengkung dengan ukuran lebar 4,25 m dan tinggi 4,50 m. Pada bagian mulut terowongan, pasangan batu kali/gunung ini dibuat sebagai masonry setinggi ± 250 cm, sedangkan pada bagian atas hingga puncak diplester dengan pasir dan semen. Melihat pada bentuk bagian atasnya, kemungkinan bagian atas terowongan dibuat dengan pasangan bata atau beton bertulang, atau mungkin juga masonry yang kemudian ditutup dengan plesteran. Hal tersebut tidak dapat dipastikan karena elemen bahan bangunan bagian atas terowongan tidak ada yang dapat terlihat.

Dengan panjang 183 m, maka untuk keselamatan petugas yang melakukan perawatan jalur, dibuatkan tempat-tempat berlindung bila mereka sedang berada di dalam terowongan bersamaan dengan kereta api yang melintas. Tempat berlindung/shelter-shelter itu berupa ceruk berbentuk pelengkung yang berada di dinding kanan dan kiri terowongan. Shelter tersebut memiliki ukuran tinggi 240 cm dengan lebar 120 cm, cukup untuk 1-2 orang masuk bersamaan.

Bagian dalam terowongan Binangun
Bagian dalam terowongan Binangun

Terowongan ini selain dikenal sebagai terowongan Binangun, juga dikenal sebagai Terowongan Sentiong. Sebutan terowongan Binangun karena terowongan ini terdapat di daerah Binangun, sedangkan nama Sentiong digunakan karena menurut cerita masyarakat, terowongan ini dulunya dibangun di bawah pemakaman Cina.

Terowongan Binangun/Sentiong yang berada di Desa Sukarahayu, di antara Banjar-Kalipucang selesai dibangun pada tahun 1916. Hal tersebut didasarkan pada Undang-Undang/staatblat no. 457 yang dikeluarkan pada tanggal 18 Juli 1911. Adapun pelaksana pembangunannya adalah Staats Spoorwegen Westerlijnen. Pembangunan terowongan dilakukan secara bertahap, terlebih dahulu diselesaikan jalur lintasan Banjar-Kalipucang pada tanggal 15 Desember 1916, kemudian pada tanggal 1 Januari 1921 jalur lintasan Kalipucang-Cijulang selesai dan menjadi tanda selesainya pembangunan jalur kereta api Banjar-Parigi. Saat ini, jalur tersebut berhenti beroperasi.

Seperti telah disebutkan di atas, setelah lama tidak beroperasi, jalur ini kemudian mengalami penjarahan pada awal masa reformasi. Kini tanahnya masih dimiliki oleh PT KAI wilayah Area VIII Bandung.