TEMUAN KERANGKA MANUSIA DI SITUS CANDI BLANDONGAN

Pengantar

temuan kerangka tahun 2003
temuan kerangka tahun 2003

Kegiatan pemugaran Candi Blandongan di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang dimulai sejak tahun 1999. Dalam rentang waktu selama 14 tahun hingga tahun 2013, hasil kegiatan pemugaran Candi Blandongan mewujudkan kembali sisa struktur bangunan candi yang tertimbun dalam tanah dalam bentuk sebuah bangunan sebagaimana data yang ditemukan. Sehingga hasil yang tampak sekarang adalah bangunan yang terlihat dari bawah, mulai dari pondasi bangunan, kaki candi, tangga, selasar, pagar langkan dan bagian atas yang merupakan tubuh bagian tengah yang dikelilingi selasar.

Proses pemugaran Candi Blandongan tidak hanya menyentuh fisik bangunan candi semata, tetapi selama ekskavasi yang dilakukan secara sistematis di situs Candi Blandongan, telah ditemukan artefak dalam beragam jenis seperti amulet atau votive tablet, manik-manik, kapak batu, gerabah dalam bentuk fragmen maupun utuh, artefak besi, dan lain-lain. Selain artefak, juga ditemukan beberapa kerangka manusia di situs ini. Dalam naskah pendek inilah akan dikemukakan temuan manusia yang diolah dari laporan hasil kegiatan pemugaran Candi Blandongan yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang (Sebelumnya bernama Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang). Tulisan ini tidak akan menganalisis lebih lanjut mengenai temuan tersebut, dan hanya bersifat deskriptif sebagaimana yang disampaikan dalam laporan hasil pemugaran.

Temuan Kerangka Manusia

temuan kerangka tahun 2008
temuan kerangka tahun 2008

Temuan kerangka manusia di situs ini tercatat pertama kali ditemukan pada kegiatan ekskavasi tahun 2003. Temuan kerangka tersebut ditemukan di depan ujung anak tangga barat daya candi. Kerangka manusia yang ditemukan relatif utuh dengan orientasi timur laut pada kepala, dan barat daya pada kaki. Ketika ditemukan, posisi kerangka terlentang, panjang kerangka 140 cm. Pada tahun 2008 juga ditemukan kerangka manusia yang relatif utuh, namun karena kondisi tanah tempat ditemukannya kerangka ini selalu dalam keadaan berair, sehingga diputuskan setelah diekskavasi, kerangka ini segera diangkat dari matriksnya.

Pada tahun 2010, kerangka manusia kembali ditemukan di situs Candi Blandongan. Lokasi ditemukan kerangka berada di sebelah tenggara bangunan Candi Blandongan. Jika mengacu pada kotak grid situs yang dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang, maka temuan kerangka manusia ini berada di kotak grid F-8, G-8 dan G-9. Cukup menarik temuan kerangka manusia pada tahun ini karena jumlahnya terkonsentrasi pada satu titik. Ada lima kerangka yang masih utuh ditemukan di titik tersebut. Posisi kelima kerangka tersebut ditemukan dengan kedalaman rata-rata 80 – 100 cm dari permukaan tanah di sekitarnya. Kerangka-kerangka manusia tersebut ditemukan memanjang timur laut – barat daya, dengan posisi kepala di timur laut dan kaki di barat daya.

Secara ringkas, uraian temuan kerangka manusia yang ditemukan di sebelah tenggara Candi Blandongan adalah sebagai berikut; kerangka pertama merupakan kerangka yang berada paling barat, merupakan rangka manusia yang kemungkinan usianya masih relatif muda. Kemungkinan masih anak-anak, hal ini telihat dari ukuran rangkanya yang kecil. Posisi rangka ini berada di bawah sebuah tembikar berbentuk tempayan besar dalam kondisi pecah. Setelah dilakukan pengangkatan, di dalam tempayan tersebut ditemukan puluhan manik-manik. Kerangka kedua yaitu kerangka yang berada di sebelah timur rangka pertama dengan jarak 1 m. Kerangka kedua ini relatif utuh, hanya tulang tengkoraknya pecah. Panjang kerangka 170 cm, dimana di bagian dada ditemukan fragmen besi yang sudah hampir hancur. Sedangkan pada bagian lutut dan kakinya ditemukan tembikar berbentuk periuk yang disertai dengan tutup. Tembikar yang ditemukan tersebut dalam kondisi pecah secara fragmentaris.
Kerangka ketiga posisinya 1 m di sebelah timur kerangka kedua. Kerangka ketiga saling tumpang dengan kerangka keempat, dimana posisi tengkorak kepala kerangka ketiga lebih menonjol ke arah timur laut, sedangkan tengkorak kepala kerangka yang keempat posisinya berada di dada kerangka ketiga. Kedua kerangka tersebut memiliki panjang sekitar 170 cm. Di kedua kerangka tersebut ditemukan sebuah besi yang sudah berkarat yang diduga bekas senjata, besi tersebut ditemukan pada tulang di tangan kerangka ketiga. Selain besi, juga ditemukan tembikar berbentuk periuk dan piring yang letaknya pada lutut dan kaki kerangka ketiga dan keempat. Tembikar-tembikar tersebut kondisinya pecah, kecuali dua tutup periuk yang relatif utuh. Di sisi timur tengkorak kepala kerangka ketiga ditemukan cangkang kerang yang cukup besar. Selanjutnya kerangka kelima ditemukan di sebelah timur kerangka ketiga dan keempat dengan posisi lebih ke utara.

temuan kerangka tahun 2010
temuan kerangka tahun 2010

Ekskavasi yang dilakukan di titik ditemukannya kerangka manusia yang berada di sebelah tenggara Candi Blandongan, secara garis besar stratigrafi tanahnya terdiri dari bagian atas berupa tanah sawah berwarna kuning dengan ketebalan rata–rata 8-12 cm, lapisan di bawahnya atau lapisan kedua adalah tanah berwarna kemerah-merahan dengan ketebalan 8-15 cm, lapisan ketiga berupa tanah hitam bercampur dengan pecahan bata yang ketebalannya rata-rata 5 cm. Lapisan keempat yaitu tanah berwarna keabu-abuan, memiliki ketebalan rata-rata 10-15 cm, dan lapisan terakhir berupa tanah berwarna kuning dengan ketebalan rata-rata 10 cm. Pada lapisan tanah kelima inilah matrik keletakan kerangka manusia ditemukan serta beberapa kulit atau cangkang kerang.

Temuan kerangka manusia di Situs Candi Blandongan nampaknya cukup banyak. Pada tahun 2012, ketika dilakukan penggalian untuk rencana pembuatan saluran drainase di sebelah timur laut Candi Blandongan, tepatnya di kotak C5, ditemukan temuan yang mengelompok pada kedalaman sekitar 85 cm dari permukaan tanah sekitarnya. Temuan tersebut berupa fragmen tulang manusia, manik-manik, gerabah dan tulang hewan (bovidae). Kondisi rangka manusia yang ditemukan relatif utuh, mulai dari bagian kepala (cranium) sampai dengan bagian kaki. Namun demikian, dalam proses ekskavasi dan penanganannya mengalami kendala, yakni pada saat pengangkatan kerangka secara utuh. Sehingga setelah dilakukan pendokumentasian, segera dilakukan penyelamatan hanya bagian kerangka kepala saja.

Kerangka yang ditemukan di kotak ini posisinya membujur dengan arah orientasi barat-timur, dimana kepala berada di sebelah barat dan kaki di sebelah timur. Orientasi temuan rangka ini hampir sama dengan temuan pada ekskavasi situs Segaran II pada tahun 2005. Ada hal yang berbeda dari temuan kerangka tahun 2012 ini, yaitu pada bagian kepala, tepatnya di bagian bawah dan sampingnya terdapat susunan bata merah. Posisi bata tersebut tidak menunjukan sebuah susunan rapi (bukan merupakan struktur bangunan). Kondisi ini memunculkan hipotesa bahwa bata-bata tersebut diletakan sengaja sebagai alas si mati. Selain itu posisi temuan rangka yang berada satu level dengan lapisan tanah maaiveld memunculkan hipotesa bahwa si mati berada dalam satu periode dengan pembangunan candi. Tentu hipotesa ini harus diperkuat dengan analisis lebih lanjut melalui melalui absolute dating di laboratorium.
Temuan kerangka manusia terkini di Situs Candi Blandongan ditemukan pada kegiatan ekskavasi tahun 2013. Kerangka manusia yang ditemukan, keadaannya lengkap mulai dari batok kepala hingga jari kaki. Kerangka ini berada di lapisan tanah warna kuning pada kedalaman 160,5 cm dari permukaan tanah. Orientasi kerangka arah timur laut-barat daya. Panjang kerangka dari kepala sampai ujung jari kaki 119 cm. Kondisi kerangka ini pada bagian batok kepala pecah namun relatif masih utuh, begitu pula dengan bagian tubuh lainya. Jika dilihat dari panjang tubuh dan besarnya pinggul, kemungkinan kerangka ini adalah kerangka anak-anak.

temuan kerangka tahun 2013
temuan kerangka tahun 2013

Pada jarak 75 cm dari kerangka di atas, ditemukan kerangka yanng ukurannya lebih besar dari kerangka sebelumnya. Letaknya di Tenggara, bukan satu garis lurus dengan kerangka 1 tetapi agak ke selatan. Orientasinya sama dengan posisi kerangka 1, yakni Timur Laut – Barat Daya. Temuan kerangka 2 ini dari permukaan tanah berada pada kedalaman 173 cm. Kerangka 2 keadaannya sudah tidak utuh lagi terutama pada bagian tulang rusuk, pinggul dan sebagian tangan sudah mengalami pelapukan. Tengkorak kepala bagian belakang pecah sehingga seperti terbelah dan tidak berada di posisi sebenarnya. Kerangka ini memiliki panjang dari kepala hingga tumit kaki 158 cm. Serupa dengan kerangka 2, pada bagian kaki ditemukan tiga tembikar yang telah pecah, yaitu di sisi kanan, kiri, dan di tengah dekat ujung jari kaki. Selain tembikar, di bagian dekat tulang paha ditemukan kerang laut yang berukuran cukup besar berwarna putih. Pada penggalian kali ini ditemukan satu kerangka lainnya sehingga secara keseluruhan ditemukan tiga kerangka.

Penutup

Kerangka manusia yang ditemukan di Situs Candi Blandongan secara garis besar sama dengan temuan kerangka manusia yang ditemukan di Situs Segaran II (Unur Lempeng), yaitu situs yang berada di sebelah Barat Daya Situs Candi Blandongan. Secara umum, ciri-ciri temuan kerangka manusia tersebut adalah dikubur langsung dalam tanah tidak menggunakan wadah, posisi kerangka tegak lurus dengan orientasi Timur Laut – Barat Daya, ditemukan bersama dengan temuan artefak yang merupakan bekal kubur seperti gerabah, fragmen besi yang merupakan bekas senjata (pisau, kapak, tombak), dan manik-manik. Beberapa kerangka berasosiasi dengan kerang atau cangkang kerang. Ada satu kerangka yang ditemukan berbeda dengan kerangka lainnya, yaitu temuan kerangka pada tahun 2012. Kerangka ini, pada bagian kepala, tepatnya di bagian bawah dan sampingnya terdapat susunan bata merah.

Seluruh temuan kerangka manusia di Situs Candi Blandongan yang merupakan hasil ekskavasi dari rangkaian kegiatan pemugaran Candi Blandongan, telah dilakukan upaya penyelamatan data dengan pendokumentasian kerangka dalam bentuk verbal dan piktorial. Selain itu, sebagian dari kerangka tersebut telah dilakukan pengangkatan agar suatu saat nanti dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Di sisi lain, harapan ke depan, kerangka yang telah diangkat dapat didispaly di museum sehingga masyarakat luas dapat mengapresiasi temuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Djafar, Hasan. 2010. Kompleks Percandian Batujaya: Rekonstruksi Sejarah Kebudayaan Daerah Pantai Utara Jawa Barat. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Tim Penyusun. 2008. Penelitian Arkeologi Awal Sejarah di Pantai Utara Jawa Barat Kompleks Percandian Batujaya Karawang, Jawa Barat. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Tim Penyusun. 2010. Laporan Teknis Arkeologis Pemugaran Candi Blandongan Kabupaten Karawang, Jawa Barat Tahun Anggaran 2010. Serang: Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.
Tim Penyusun. 2012. Laporan Teknis Arkeologis Pemugaran Candi Blandongan Kabupaten Karawang, Jawa Barat Tahun 2012. Serang: Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.
Tim Penyusun. 2013. Pemugaran Candi Blandongan Kabupaten Karawang 2013. Serang: Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.

Penulis: Juliadi, BPCB Serang