Rangkas Bitung. Kamis (21/2) menjadi hari peringatan satu tahun berdirinya museum antikolonialisme pertama di Indonesia, Museum Multatuli. Dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Lebak, Hj. Iti Octavia jayabaya, acara ‘Peringatan Satu Tahun Museum Multatuli’ dihadiri oleh dua ratus undangan yang terdiri dari beberapa dinas dan UPT terkait, seniman, budayawan, pelajar, dan masyarakat.
Dengan usia yang relatif muda, museum yang menggunakan Bangunan Cagar Budaya Eks-kantor Kewedanaan Rangkas Bitung sebagai ruang pamernya ini sudah meraih capaian-capaian yang membanggakan. Museum multatuli dipercaya oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai satu-satunya museum di Indonesia untuk mendapatkan dana alokasi khusus museum. Capaian lainnya adalah jumlah pengunjung yang tercatat mencapai 57. 945 orang sepanjang tahun 2018.
“Sejak diresmikan pada tanggal 11 Februari 2018, pengunjung museum Multatuli ini tercatat sebanyak 57.945 pengunjung. Kalau dilihat dari asal pengunjung mayoritas berasal dari Jabodetabek menggunakan KRL. Selain itu ada juga pengunjung dari daerah lain seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Medan, Palembang. Kemudian tercatat juga pengunjung mancanegara sebanyak 25 negara. Ini tentu saja melampai target awal kita” Ujar Drs. H. Wawan Ruswandi.
Capaian ini tentunya menjadi kebanggan tersendiri dan diharapkan bisa menjadi asset untuk menarik wisatawan asing, “Saya optimis dengan museum multatuli dan bisa dijadikan sebagai asset untuk menarik wisatawan asing ke Kabupaten Lebak. Semoga ke depannya museum menjadi ruang untuk menuangkan ide dan gagasan. Kita berharap museum ini bisa berkesinambungan sampai generasi selanjutnya.” Ujar Iti Octavia saat membuka acara Satu Tahun Museum Multatuli. **