You are currently viewing Jelajah Sistem Pertahanan Masa Kesultanan Banten

Jelajah Sistem Pertahanan Masa Kesultanan Banten

Salam lestari sobat budaya!

Kegiatan Jelajah Cagar Budaya yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Pekan Cagar Budaya sudah dilaksanakan hari Minggu, 21 Agustus 2016. Namun semangat dan keseruannya masih terasa hingga saat ini. Jelajah Cagar Budaya diikuti oleh 100 peserta dari berbagai kalangan, yakni pelajar, mahasiswa, guru, komunitas pecinta cagar budaya, serta masyarakat umum.

Tema kegiatan Jelajah Cagar Budaya adalah Jelajah Sistem Pertahanan Masa Kesultanan Banten. Jelajah diawali dari Situs Keraton Kaibon yang dahulu merupakan tempat tinggal ibunda Sultan. Keraton Kaibon dikelilingi oleh parit yang sumber airnya berasal dari Sungai Cibanten, membuatnya terlihat seperti pulau. Parit tersebut terintegrasi menuju Keraton Surosowan, tengah kota Banten, pelabuhan, Benteng Speelwijk, dan beberapa tempat di Kawasan Banten Lama.

Peserta jelajah selanjutnya menuju ke Keraton Surosowan yang dikelilingi dinding benteng dengan panjang di sisi utara – selatan 300 m, dan timur – barat 100 m. Dari Keraton Surosowan, peserta menuju Alun-alun Kota Banten Lama kemudian ke Masjid Agung Banten. Di depan masjid terdapat menara yang menjadi ikon di Pemerintah Provinsi Banten.

Peserta jelajah memasuki Keraton Surosowan
Peserta jelajah memasuki Keraton Surosowan

Dari Masjid Agung Banten, peserta berjalan menuju Jembatan Rante. Jembatan ini didirikan di atas kanal kota Banten Lama. Dahulu, jembatan ini merupakan jembatan penghubung antara jalan menuju pusat kota dengan jalan luar kota, yang dapat dinaik-turunkan menggunakan rantai. Kanal-kanal yang berada di sekeliling kota terintegrasi dengan parit-parit yang mengelilingi benteng-benteng yang ada di Kawasan Banten Lama. Jadi dapat dibayangkan bagaimana suasana kota Banten di masa lalu, yang terkenal dengan julukan Little Amsterdam.

Perjalanan dilanjutkan menuju Masjid Pecinan Tinggi, yang saat ini hanya tersisa menaranya saja. Di sekitar masjid terdapat makam-makam etnis Tionghoa. Masjid ini adalah bukti bahwa sudah ada warga Tionghoa yang memeluk agama Islam pada masa Kesultanan Banten.

Peserta jelajah selanjutnya menuju Klenteng Avalokitesvara yang meskipun bentuknya sama sekali sudah berubah dari bentuk bangunan aslinya, namun sejarah dibangunnya klenteng ini merupakan bukti bahwa masyarakat Tionghoa memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Banten Lama.

Rute terakhir menyusuri jejak sistem pertahanan masa Kesultanan Banten Lama adalah Benteng Speelwijk. Dinamakan Speelwijk sebagai penghormatan kepada Gubernur Jenderal VOC yang menjabat pada 1685 – 1686, Cornelis Jansz Speelman. Tembok yang melintangi platform bastion adalah bekas tembok tertua kota Banten. Di sebelah timur benteng terdapat kherkoff atau makam orang-orang Eropa.

Peserta jelajah di Benteng Speelwijk
Peserta jelajah di bastion Keraton Surosowan

Selain diajak berkeliling menyusuri jejak sistem pertahanan Kesultanan Banten di masa lalu, para peserta Jelajah Cagar Budaya saling berinteraksi dengan mengikuti beberapa permainan.