Prasasti Batu Tulis Muruy terletak di Kampung Muruy RT/ RW 01/02, Desa Murni, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten tepatnya pada koordinat 105°54’08.7” BT dan 06°21’46.5” LS. Prasasti ini dilingkupi Sungai Cibenda dan kebun. Prasasti Batu Tulis Muruy dipahatkan pada batu andesit dengan tinggi 251 cm, lebar bagian atas 275 cm dan lebar bawah 192 cm. Pada salah satu sisi batu terdapat goresan aksara Arab dalam bentuk kaligrafi yang terbaca:
“athal haman khomsatun anabu sahra al-sanatun”.
Kalimat tersebut diduga sebagai candra sengkala (pertanggalan) yang jika diubah ke dalam angka tahun menjadi 1161 Hijriyah. Apabila dihitung ke dalam tahun Masehi menjadi tahun 1741 Masehi. Jika dilihat dari tahun masehinya dan jika dihubungkannya dengan Kesultanan Banten, prasasti ini diperkirakan berasal dari masa kekuasaan Muhammad Syifa Zaenal Arifin (1733 – 1750 M). Folklore yang berkembang di lingkungan masyarakat setempat menyebutkan bahwa tulisan Arab tersebut dibuat oleh putera Nyi Kamilah. Dikisahkan Nyi Kamilah lari dari Kesultanan Banten menghindari serangan Belanda pada waktu itu. Nyi Kamilah membawa dua puteranya ke sebuah daerah yang saat ini dikenal dengan nama Desa Muruy. Setelah dewasa, kedua puteranya pamit untuk kembali ke Kesultanan Banten. “Untuk mengembalikan kejayaan dan melepaskan Banten dari tangan penjajah Belanda,” demikian keduanya menuliskan kalimat pada batu.
Saat ini, objek Prasasti Muruy ini telah dilindungi dengan adanya cungkup terbuka tanpa dinding. Kondisi prasasti ini cukup terawat namun situsnya terancam oleh aliran sungai. Karena keberadaannya di tepi aliran sungai Cibenda, dikhawatirkan tebing lokasi objek akan tergerus air jika debit air sungai tinggi. (Sumber : Buku Data Base Cagar Budaya di Kabupaten Pandeglang, BPCB Banten).