Rangkas Bitung menjadi salah satu destinasi utama di Provinsi Banten sejak diresmikannya Museum Multatuli, sebuah museum yang bercerita tentang seorang tokoh anti-kolonialisme asal Belanda yang dikenal dengan nama Multatuli. Namun, masih banyak masyarakat yang terkecoh. Kebanyakan dari mereka menyangka bahwa bangunan yang saat ini digunakan sebagai Museum Multatuli adalah bangunan yang dulunya digunakan sebagai rumah tinggal Multatuli. Padahal bangunan yang saat ini digunakan sebagai Museum Multatuli merupakan bangunan bekas Kewedanaan Rangkas Bitung.
Bekas Kewedanaan Rangkas Bitung yang kini difungsikan sebagai Museum Multatuli secara administrasi terletak di Jalan Alun-Alun Timur No. 10, Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dengan façade bangunan menghadap ke arah barat. Sedangkan secara astronomis berada pada titik koordinat 06° 21’ 38,2” Lintang Selatan 106° 14’ 51,7” Bujur Timur dengan ketinggian ± 41 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sekitar tahun 1950-an bangunan ini digunakan untuk kantor Pertahanan Sipil (Hansip), dan beberapa tahun kemudian digunakan untuk kantor BKD hingga tahun 2015. Bangunan bekas kewedanaan Rangkasbitung terdiri atas tiga unit bangunan, yakni pendopo, bangunan utama/induk, dan bangunan pendukung. Pada tahun 2015, bangunan mulai direhabilitasi, dan diresmikan sebagai Museum Multatuli pada 11 Februari 2018.
Lalu di mana letak bangunan bekas rumah Multatuli? Masih berlokasi di Rangkas Bitung, bekas rumah Multatuli atau Residentie Assisten Recident van Lebak berada di Dusun Lebak Sarinten, Kelurahan Muara Ciujung Barat RT/RW 01/08 No. 61 L, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Saat ini bekas rumah tinggal Multatuli hanya tersisa sebuah dinding dengan profil di bagian atasnya.**