Makam Ki Buyut Papak terletak di Kampung Kadutokek, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, tepatnya pada koordinat 06°18’22.5” Lintang Selatan dan 106°06’44.5” Bujur Timur. Area pemakaman dilingkupi sawah dan pekarangan. Makam terdiri dari jirat, nisan, dan diberi cungkup berupa atap dan tiang permanen yang kondisinya sangat tidak terawat. Nisan dibuat dari batu pasir (sandstone), berdiri di atas jirat yang sudah ditutup ubin keramik berwarna putih. Sandstone adalah jenis batuan yang lebih lunak dibandingkan dengan batu andesit, tetapi lebih keras daripada batu kapur. Batu tersebut cenderung lebih lunak, dengan tekstur halus sehingga memungkinkan untuk dibentuk sesuai dengan kehendak pemahat.
Nisan, sebagai bagian dari makam, secara arsitektural terdiri dari beberapa unsur yang saling melengkapi, yaitu jirat, nisan, dan cungkup. Jirat merupakan subbasement berbentuk persegi empat. Nisan (maesan) merupakan tanda yang dibuat dari batu, kayu, atau benda lain yang diletakkan di bagian kepala dan kaki atau hanya di bagian kepala saja. Cungkup berupa bangunan sederhana atau permanen yang melindungi makam (Ambary, 1998). Nisan pada makam-makam kuna pada umumnya diberi ragam hias atau ornamen. Ragam hias merupakan elemen dekoratif yang menambah estetika. Fungsi utama ragam hias adalah sebagai hiasan. Pembuatan ragam hias terkadang tidak terlepas dari maksud dan tujuannya sehingga memiliki fungsi simbolis pula. Penggunaan ragam hias pada nisan tidak terlepas dari budaya peralihan dari pengaruh sebelum Islam dan kehadiran Islam. Ragam hias masa peralihan dari periode sebelum dan sesudah kehadiran Islam pada umumnya merepresentasikan bentuk-bentuk makhluk hidup yang disamarkan.
Makam berukuran 230 cm x 100 cm. Nisan berbentuk persegi dimana bagian samping dibentuk cekung, berukuran tinggi 52 cm, lebar bawah nisan 28 cm, lebar atas nisan 17 cm, dan tebal 16 cm. Bentuk tersebut kemudian diberi hiasan atau ornamen dengan cara dipahat. Diawali dari nisan bagian dasar (bawah), terdapat ornamen sulur gelung yang mengapit lingkaran seperti roda. Di atas ornamen tersebut terdapat dua garis tepi yang membatasi bidang nisan bawah dan atas. Nisan bagian atas (kepala nisan) terdapat ornament sulur dan kuncup bunga. Bidang kepala nisan dipahat bingkai (panil) di tepinya. Ornamen tersebut terdapat pada bidang utara dan selatan. Belum diketahui secara pasti, ragam atau motif hias pada nisan tersebut hanya sekedar ornamen estetika atau mempunyai makna khusus.
Cerita turun temurun yang beredar di masyarakat setempat, Ki Buyut Papak adalah utusan Sultan Maulana Hasanudin yang diberi tugas menyebarkan Islam di daerah Banten Tengah. Selain dikenal sebagai penyebar Islam di wilayah Banten Tengah, Ki Buyut Papak juga dikenal sebagai pande besi. Beliau pada saat itu membuat gelang dari besi. Menurut folklore, dari beliaulah muncul kata Pandeglang, yakni dari kata “pande” dan “gelang”. (Sumber : Buku Data Base Cagar Budaya di Kabupaten Pandeglang, BPCB Banten).