Bangunan Pulantara merupakan salah satu bangunan Keraton Kanoman yang dilaporkan mengalami kerusakan. Bangunan Pulantara ini berdenah persegi panjang berlantai tiga dan menghadap ke arah selatan. Bangunan yang mempunyai panjang ± 24, 80 meter, lebar bangunan ± 13 meter, dan memiliki tinggi ± 9, 50 meter ini terletak paling ujung timur dalam Keraton Kanoman atau bisa juga dikatakan bangunan ini terletak di halaman belakang dari bangunan-bangunan yang terdapat di Keraton Kanoman. Sedangkan secara astronomis bangunan Pulantara berada pada titik koordinat 06° 43’ 37, 2” Lintang Selatan dan 108° 34’ 12, 1” Bujur Timur.
Berdasarkan data sejarah bangunan Pulantara ini didirikan oleh Pangeran Purbaya putra dari Sultan Mohamad Badrin yang dibangun sekitar tahun 1600-an Masehi, bangunan Pulantara pada awalnya berfungsi sebagai tempat tinggal para anak-anak Sultan. Sejak didirikannya bangunan Kaputren oleh Sultan Kanoman yang ke tiga yaitu Sultan Alimudin, bangunan Pulantara kemudian kehilangan fingsinya sebagai tempat tinggal anak-anak Sultan, karena tempat tinggal para anak-anak Sultan berpindah tempat ke bangunan Kaputren, berdasarkan wawancara dengan Sultan Saladin (Sultan Kanoman ke 12), perpindahan tempat tinggal ini dimungkinkan karena sudah tidak tertampungnya anak-anak Sultan di bangunan Pulantara tersebut.
Fungsi bangunan Pulantara kemudian sedikit terdegradasi menjadi tempat tinggal para kesatria. Kemudian penurunan fungsi kembali terjadi masanya Sultan Zulkarnaen sekitar abad ke 19, bangunan Pulantara difungsikan menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka untuk upacara Maulid.
Runtuhnya bangunan tersebut disebabkan oleh faktor alam berupa angin kencang yang terjadi pada pukul 17:40 WIB yang disebabkan oleh angin kencang yang melanda kota Cirebon tepatnya pada tanggal 29 Maret 2011. Hal ini juga diperkuat oleh wawancara dengan Ibu Ratu Latifah yang ditemui dilapangan, beliau mengatakan kronologis sebelum runtuhnya bangunan tersebut terjadi hujan dan angin kencang yang terus menerus, kemudian pada hari selasa (29/03/2011) sekitar pukul 17:40 WIB, atap dan rangka atap bangunan Pulantara mulai runtuh. Hal ini juga dibenarkan oleh Sultan, beliau mengatakan selain faktor cuaca, faktor pelapukan atap bangunan juga mempengaruhi terjadinya runtuhnya atap bangunan yang sudah berumur ± 400-an tahun. Beliau juga menambahkan, jika angin kencang datang kembali, kemungkinan atap yang saat ini bertahan juga akan runtuh.
Pada akhirnya sampai saat ini pun bangunan Pulantara masih belum dapat direnovasi dan hanya dibiarkan begitu saja yang nantinya dikhawatirkan bangunan ini akan runtuh seluruhnya karena selain faktor umur, faktor cuaca juga berpengaruh dalam proses keruntuhan bangunan tersebut yang nantinya suatu saat nanti kita akan kehilangan salalh satu bangunan terbesar yang berada di dalam Keraton Kanoman jika tidak segera ditangani oleh pihak-pihak yang terkait.