You are currently viewing Prasasti Cidanghiang Terancam Aliran Sungai, BPCB Banten Adakan FGD Penyelamatan

Prasasti Cidanghiang Terancam Aliran Sungai, BPCB Banten Adakan FGD Penyelamatan

Rabu, 20 Maret 2019 bertempat di Hotel Horison Altama Pandeglang, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten) menyelengarakan Focus Group Discussion Penyelamatan Prasasti Cidanghiang. Mengundang para stakeholders terkait penyelamatan prasasti Cidanghiang, BPCB Banten mengharapkan penyelamatan terbaik untuk prasasti beraksara pallawa ini.

Prasasti Cidanghiang hingga saat ini masih insitu berlokasi di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dipahatkan pada batu andesit berukuran ± 3 x 2 x 2 meter, prasasti ini mengandung dua baris tulisan dalam aksara Pallawa, berbahasa Sansekerta, dan dengan metrum anustubh.

Beberapa bentuk huruf pada prasasti ini mirip dengan huruf yang dipahatkan pada Prasasti Tugu. Alih aksara dan alih bahasa prasasti Cidanghiang adalah sebagai berikut :

Alih aksara :

Vikranto ‘yam vanipateh I prabhuh satyapara[k]ramah

Narendraddhavajabhutena | srimatah purnnavarmanah

Alih Bahasa :

Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguhnya dari Raja Dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja.

Prasasti Cidanghiang

Saat ini huruf Prasasti Cidanghiang masih cukup jelas terbaca. Namun karena lokasinya yang berada di tepi sungai Cidanghiang membuat eksistensinya terancam. Terlebih saat curah hujan tinggi, sungai Cidanghiang sering kali banjir. Kondisi ini menggerakan BPCB Banten untuk melakukan penyelamatan yang tepat agar tinggalan budaya bernilai tinggi ini bisa tetap lestari.

Sejatinya sudah ada beberapa kegiatan penyelamatan yang dilakukan BPCB Banten dan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten, mulai dari pembuatan cungkup, sodetan dan pembuatan bronjong. Namun, untuk mendapatkan rekomendasi penyelamatan terbaik dan komprehensif akhirnya BPCB Banten mengadakan FGD penyelamatan dengan mengundang berbagai pihak terkait seperti arkeolog senior Dr. Hasan Djafar, Kepala Bidang Pengelolaan Jaringan Sumber Air Provinsi Banten, Ir. Daud Joesoef, M. Tech., Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Banten Drs. Syarif Achmadi, M. Hum. perwakilan dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dra. Widiati, M. Hum, instansi-instansi tingkat daerah, MGMP Sejarah Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang dan pihak lainnya. Dengan hadirnya segenap stakeholder diharapkan dapat dihasilkan konsep penyelamatan terbaik untuk pelestarian Prasasti Cidanghiang kini dan nanti.** (YR)