Situs Buyut Salam secara administraif berada di kampung III, Desa Sangkanerang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat. Situs ini berada pada ketinggian rata- rata sekitar 803 meter di atas permukaan air laut. Aksesibilitas menuju lokasi dapat ditempuh melalui dua jalan. Pertama, jalan dari arah timur, kondisi jalan relatif bagus dan sudah diaspal dan dapat langsung dari jalan raya Cirebon- Kuningan. Kedua, perjalanan dapat melewati jalan lintas antar desa yang menghubungkan Desa Sangkanerang dengan Desa Sayana.
Adapun batas- batas wilayah situs Buyut Salam adalah sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan lereng kali Biru, dengan sudut kemiringan antara 60° – 80°.
• Sebelah selatan dibatasi oleh jalan perkerasan batu dan lahan perkebunan cengkeh millik penduduk setempat.
• Sebelah timur berbatasan dengan daerah pemukiman penduduk.
• Sebelah barat berbatasan dengan lahan pertanian dan lereng Gunung Ceremai.
Untuk memasuki lokasi situs, pengunjung dapat melewati satu buah pintu berupa pintu pagar yang berada di sisi tenggara dan dikelilingi oleh pagar kawat. Jenis tanaman yang terdapat di lokasi situs didominasi oleh tanaman keras dengan diameter rata- rata 60 cm. Jenis tanaman tersebut antara lain: beringin, hanjuang, enau, ketapang, serut. Jenis tanaman lain berupa tanaman rambat, bambu, rotan, alang- alang, serta rerumputan.
Situs Buyut Salam, Kabupaten Kuningan merupakan tinggalan budaya yang berkesinambungan, prasejarah – klasik (Hindu – Budha), yang sangat berhubungan dengan prosesi kegiatan religi. Berdasarkan beberapa naskah diketahui bahwa pada awalnya keagamaan yang melatarbelakangi kerajaan- kerajaan di bagian Jawa barat notabene adalah agama Hindu. Di dalam perkembangannnya agama ini bercampur dengan agama Budha, dan dari perpaduan religi ini, pada akhirnya memunculkan sebuah konsep baru yang juga berisi perpaduan budaya awal dengan budaya baru tersebut, yang akhirnya memunculkan kepercayaan.
Salah satu dasar identifikasi pada tingggalan arkeologis di Situs Buyut Salam adalah adanya bukti proses buat dan proses penataan pada objek batu. Dari penggambaran riil pada objek batu tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa tingkah laku manusia masa itu sudah memiliki kemajuan dalam olah pikir, tingkah laku,dan adanya bukti proses buat. Secara umum situs ini berdasarkan perbedaan ketinggian dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok.
Tinggalan arkeologis Situs Buyut Salam didominasi oleh tinggalan batu besar seperti arca polinesia, menhir, lumpang batu, batu tegak dan fragmen kepala arca.