Awal tahun 2021 ini kegiatan Revitalisasi Jaringan Kanal di Ibu Kota Kesultanan Banten kembali dilakukan. Kegiatan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali jalur kanal di sisi timur Surosowan ini dimulai pada 2019 dan sempat terhenti di 2020 karena pandemic Covid-19. Di 2019, kegiatan Revitalisasi bermula di sisi selatan dan barat Surosowan. Awal tahun 2021 pekerjaan revitalisasi dilanjutkan dengan mengerahkan alat-alat berat dan pembangunan talud kanal serta pengerukan jalur kanal.
Pengerukan jaringan kanal menyingkap temuan beberapa potongan kayu besar, kemudian dilaporkan masyarakat dan petugas Satgas Pengamanan kepada BPCB Banten di lapangan. Dugaan temuan kayu kuno tersebut terasosiasi dengan jaringan kanal seperti yang ada di jaringan kanal utara Surosowan. Tidak hanya itu, pula ditemukan struktur tangga kanal yang terdiri dari pasangan bata dan susunan batu karang.
Ditemukan beberapa potongan kayu, 2 (dua) buah potongan balok kayu besar, 2 (dua) buah potongan kayu bermotif, dan 8 (delapan) buah potongan kayu yang berbentuk patok. Dimensi potongan kayu besar pertama yakni panjang 296 cm, lebar 24 cm dan tebal 24 cm, potongan kayu ini memiliki kuncian sambungan antar kayu pada setiap ujungnya. Dugaannya potongan kayu ini adalah bagian dari bangunan berkonstruksi kayu seperti Joglo atau Pendopo.
Dimensi potongan kayu besar kedua yakni panjang 248 cm, lebar 27 cm dan tebal 27 cm pada sisi atas serta 20 cm pada sisi bawah. Potongan kayu memiliki profil pada satu sisinya dan memiliki motif segitiga pada satu bagiannya, selain itu terdapat 2 (dua) buah lubang persegi yang diduga berfungsi sebagai pasak kayu. Dugaannya potongan kayu ini adalah bagian dari lis kayu bagian atas sebuah bangunan dengan konstruksi kayu seperti Joglo atau Pendopo.
Dimensi potongan kayu bermotif sulur pertama yakni panjang 76 cm, lebar 31 cm, dan tebal 12 cm, sedangkan yang kedua dimensinya panjang 84 cm, lebar 30 cm dan tebal 12 cm. Potongan kayu ini berbentuk dasar balok persegi melebar di tengahnya dan ujungnya berbentuk bundar. Landasan kayu diukir dengan motif-motif sulur tanaman seperti pakis. Dugaannya potongan kayu bermotif sulur ini merupakan bagian dari hiasan bangunan berkonstruksi kayu.
Potongan patok kayu yang ditemukan berjumlah 8 (delapan) buah, 2 (dua) buah berukuran besar dan sisanya memiliki ukuran yang sama. Patok kayu pada dasarnya merupakan balok kayu yang salah satu ujungnya lancip membundar. Dimensi dua buah patok yang besar yaitu panjang 80 cm, lebar 20 cm, dan tebal 18 cm, sedangkan 6 (enam) buah patok kayu lainnya berukuran panjang 80 cm, lebar 15 cm, dan tebal 10 cm.
Selain temuan potongan kayu di lokasi proyek pekerjaan Revitalisasi Jaringan Kanal Banten Lama, pada proses penelusuran potensi temuan lainnya, ditemukan susunan bata berplester setebal 8 lapis bata dengan bentuk yang menyudut dan mengerucut ke atas seperti pyramid yang terpotong setengah menyudut ke arah timur laut dengan kedalaman mulai dari 30-105 cm dari permukaan tanah.
Penelusuran dilanjutkan ke arah barat struktur bata mengerucut tersebut dan menemukan susunan batu karang bertingkat 4 yang dilengkapi dengan susunan bata di ujung struktur batu karang yang bertingkat. Kondisi struktur karang tersebut pada saat pengupasan masih dapat ditemukan lapisan acian yang mudah terlepas, lapisan itu tersusun atas pasir dan kapur. Nampaknya struktur karang telah tergerus oleh alat berat pada saat pengerukan kanal, hal ini dapat dilihat dari kondisi sisi utara struktur yang cukup rusak dan serpihan karang ditemukan di sekitar lokasi temuan.
Susunan struktur karang bertingkat berorientasi barat laut – tenggara, menanjak ke arah barat laut diduga sebagai tangga kanal. Pada susunan teratas, setelah susunan karang terdapat pasangan bata yang masih tertutupi spesi acian kapur sebagian. Selain itu, diduga struktur tangga kanal ini dilengkapi dengan pasangan bata di sekelilingnya, hal ini diperkuat dengan temuan runtuhan/pecahan bata maupun sisa struktur bata yang nampaknya mengelilingi struktur tangga kanal.
Pengupasan dilanjutkan hingga menemukan trap ke 5 namun derasnya permukaan air tanah menghambat proses ekskavasi, sehingga penyedotan air dilakukan. Diduga struktur tangga masih berlanjut hingga trap ke 6, dengan melakukan penusukan menggunakan besi di bawah trap ke 5, kemudian menggali sedikit ke bawah menggunakan tangan hingga merasakan permukaan kasar dan keras seperti struktur karang. Selain itu, di dinding kotak sebelah selatan juga terlihat 2 buah susunan batu karang horizontal yang ditopang satu lapis susunan bata horizontal yang masih dilengkapi plesteran kapur.
Dimensi temuan struktur secara keseluruhan berukuran 3.5 meter panjang struktur tangga dan 4 meter untuk lebar dugaan keseluruhan struktur tangga termasuk struktur bata yang mengelilingi struktur tangga karang. Lapisan tanah di sekitar temua berupa tanah urugan dengan campuran sampah plastik dan pecahan bata, sedangkan di bawah struktur batu karang berupa lapisan pasir lempung. (Adita Nofiandi, Pamong Budaya Ahli Pertama BPCB Banten)