Kelir kayu berbentuk segi empat tersandar di dinding Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman, beberapa bagian keropos terkena tetesan air hujan karena atap bangunan yang bocor. Meski kusam, keindahan ukiran pada kelir ini menunjukkan kegarangan tokoh yang digambarkan. Kelir berukir ini berasal dari masa Sultan Kanoman I, Pangeran Badridin Kartawijaya (1677 – 1703).
Kelir berukuran 79,5 cm x 235,5 cm, berfungsi sebagai pembatas ruang. Dihias dengan ukiran terawangan seorang tokoh yang digambarkan dalam posisi berdiri. Dilihat dari atribut yang dikenakan menunjukkan bahwa tokoh tersebut seorang bangsawan. Tokoh digambarkan berkepala burung, berbadan manusia tapi bersisik. Tokoh digambarkan menggunakan hiasan kepala, kelat bahu, gelang tangan dan kaki. Pada latar belakang dipahatkan motif sulur, daun dan bunga. Tokoh digambarkan memakai ikat pinggang berhias batu permata, kedua tangan di depan perut menggenggam tombak pendek. Di dekat kaki tokoh dipahatkan seekor katak.
Tokoh yang tergambar di kelir dikenal dengan sebutan “Paksi Naga Jalma”. Sultan Kanoman I mempercayai dan menghormati makhluk-makhluk mistis. Paksi Naga Jalma dipercaya berkedudukan sebagai panglima yang bertugas menjaga pintu. Katak yang berada di dekat kaki Paksi Naga Jalma merupakan pendamping setianya yang selalu mengikuti. Jika terdengar bunyi mistis “krincing-krincing” dipercaya bahwa makhluk tersebut sedang mengawasi.