Talkshow Hari Warisan Dunia
Balai Konservasi Borobudur bekerja sama dengan Jogja TV menyelenggarakan Talkshow Hari Warisan Dunia pada hari Kamis, 18 April 2019. Talkshow Hari Warisan Dunia digelar di Pelataran Candi Borobudur dipandu oleh Ema Fitria dari Jogja TV. Narasumber yang diundang terdiri dari beberapa unsur yaitu:
- Tri Hartono, M.Hum., Kepala Balai Konservasi Borobudur;
- Hairus Salim, Pengamat Sosial Budaya;
- Kirno Prasojo, Pelaku Industri Pariwisata Borobudur;
Talkshow Hari Warisan Dunia tahun 2019 mengambil tema “Borobudur Rural Landscape”. Talkshow yang digelar untuk umum tersebut selain dihadiri oleh komunitas-komunitas yang ada di seputar kawasan Borobudur, juga diikuti oleh perwakilan dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Magelang.
Ketiga narasumber dalam talkshow tersebut menyampaikan bahwa kawasan Borobudur merupakan landscape yang sangat lengkap dimana landscape tidak hanya dilihat sebagai obyek namun juga subyek. Menjaga landscape artinya menjaga lingkungan dengan segala manfaatnya. Untuk itu, pelestarian harus dilakukan seluruh lapisan masyarakat bersinergi dengan pemerintah.
Tri Hartono lebih lanjut menegaskan bahwa peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan Borobudur harus disesuaikan dengan peran masing-masing. Hal ini ditegaskan oleh Kirno Prasojo yang menghimbau masyarakat untuk melakukan kewajibannya dengan memberikan sesuatu untuk kawasan Borobudur agar bisa mendapatkan manfaat darinya. Hairus Salim dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan pentingnya kesamaan visi antara seluruh stakeholder dalam upaya pelestarian kawasan Borobudur.
Peringatan hari warisan dunia tahun ini menurut Tri Hartono, merupakan momen untuk merenungkan sejenak bagaimana kolaborasi berbagai pihak diperlukan dalam pelestarian kawasan Borobudur. Tinggalan purbakala, lingkungan dan masyarakat adalah tiga hal yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Konservasi alam serta pengembangan social budaya direncanakan dan dilaksanakan dengan mengambil inspirasi dari kemegahan Borobudur dan monument candi lainnya.