You are currently viewing Survei Lapangan ke Situs Liyangan

Survei Lapangan ke Situs Liyangan

Survei Lapangan ke Situs Liyangan

Tim Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdiklat Kemdikbud) bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Balai Konservasi Borobudur , Selasa 18 Juni 2019 melakukan survei lapangan ke Situs Liyangan dalam rangka persiapan Pelatihan Teknis Bidang Pemugaran untuk Juru Pelestari tahun 2019. Survei ini dilaksanakan sebagai persiapan materi observasi lapangan di Situs Liyangan pada pelatihan tersebut. Selain itu juga dilakukan koordinasi dan pembahasan jadwal pelatihan untuk menentukan narasumber, waktu dan lokasi praktek lapangan. Pelatihan Bidang Pemugaran bagi juru pelestari itu akan dilaksanakan tanggal 24 s.d. 30 Juni 2019 di Temanggung, Jawa Tengah.

Survey Lapangan ke Situs Liyangan
Survey Lapangan ke Situs Liyangan

 

 

 

 

 

Situs Liyangan berada di Dukuh Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung merupakan situs pemukiman, situs ritual sekaligus situs pertanian dari masa Mataram Kuno. Situs ini ditemukan pada tahun 2008 oleh seorang penambang pasir yang menemukan struktur bangunan candi yang terkubur material vulkanik sedalam 7-9 meter. Penggalian penyelamatan kemudian dilakukan untuk mendapatkan data arkeologis yang masih terpendam di dalam tanah.

Balai Konservasi Borobudur, pada tahun 2014 melakukan kajian mengenai Konservasi Situs Liyangan. Kajian ini melakukan kegiatan konservasi di Situs Liyangan  dimana banyak ditemukan artefak yang tertutup material vulkanik Gunung Sindoro. Permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan data arkeologis dengan cara ekskavasi adalah kondisi material yang sangat rapuh. Hampir semua material organik berupa kayu, bambu, tulang, dan lain sebagainya telah menjadi arang dan mudah sekali mengalami kerusakan.  Untuk itu, perlu pemahaman yang baik dalam mengelola dan mengkonservasi artefak arang dan membuat langkah bersama untuk pelestarian situs dalam lingkup kawasan sebagai penyangga utama dari sebuah situs cagar budaya.