You are currently viewing Studi Diagnostik Konservasi Tempat Tidur Etnik Madura Koleksi Museum Kayu Wanagama I

Studi Diagnostik Konservasi Tempat Tidur Etnik Madura Koleksi Museum Kayu Wanagama I

Kayu merupakan bahan yang terbaik untuk digunakan sebagai bahan dalam pembuatan benda-benda budaya, baik berupa benda fungsional maupun benda untuk mengekspresikan rasa seni. Benda-benda budaya mengandung nilai  luhur dalam aspek-aspek: budaya, sosial, arkeologi, sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi. Benda budaya ada yang tersimpan sebagai koleksi museum. Koleksi museum berfungsi sebagai sarana untuk menyelenggarakan pendidikan dalam suasana rekreasi bagi masyarakat dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur budaya dan jati diri sebagai bangsa yang majemuk serta memupuk rasa bangga sebagai warga Negara Indonesia. Nilai dan fungsi koleksi museum diharapkan dapat memberi inspirasi pemunculan suatu pemikiran baru. Keberadaan koleksi museum wajib dipertahankan, apalagi kayu sangat mudah mengalami kerusakan. Konservasi koleksi museum dan benda cagar budaya bahan kayu mencakup konservasi secara preventif dan kuratif dengan tujuan untuk mempertahankan keberadaan koleksi.

Salah satu koleksi Museum Kayu Wanagama I adalah mebel yang berupa Tempat Tidur Etnik Madura. Koleksi  yang diduga sebagai cagar budaya ini telah mengalami kerusakan pada beberapa komponen, sehingga perlu dilakukan tindakan konservasi secara kuratif. Tindakan konservasi wajib dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu, yakni studi diagnostik konservasi dan pelaksanaan konservasi koleksi. Studi diagnostik konservasi kayu terdiri atas lima tahapan, yaitu (1) deskripsi kondisi koleksi pada saat sebelum dilakukan konservasi, (2) deskripsi koleksi dalam kondisi  ideal, (3) identifikasi jenis bahan, (4) identifikasi penyebab kerusakan bahan dan (5) perumusan pelaksanaan konservasi koleksi.

Hasil penelitian diagnostik konservasi koleksi menyimpulkan empat hal. Pertama, bagian koleksi yang mengalami degradasi adalah komponen gelagar depan bagian bawah dan komponen rusuk. Kedua, kerusakan komponen disebabkan serangan rayap kayu kering. Ketiga, jenis kayu bahan gelagar dan rusuk adalah jati (Tectona grandis Linn). Keempat, komponen galar terbuat dari bambu telah musnah. Berbasis studi tersebut, pemugaran dilakukan dengan mengganti gelagar bagian depan dan rusuk dengan kayu baru yang kualitasnya sama serta mengadakan komponen galar baru yang terbuat dari bambu.

Artikel selengkapnya silahkan unduh disini