You are currently viewing Bahan Konservasi Tradisional Menurut Tinjauan Naskah Kuno Ka Ga Nga
Kemiri salah satu bahan konservan yang disebutkan dalam naskah Ka Ga Nga

Bahan Konservasi Tradisional Menurut Tinjauan Naskah Kuno Ka Ga Nga

Bahan Konservasi Tradisional Menurut Tinjauan Naskah Kuno Ka Ga Nga

Praktek konservasi tradisional sampai sekarang masih ada di masyarakat. Meskipun di era ini berkembang praktek-praktek konservasi modern yang cenderung menggunakan bahan kimiawi. Adapun penggunaan bahan konservasi tradisional dapat kita ketahui secara lisan, turun temurun (folklore) maupun tertulis dalam naskah kuna.

Naskah kuna merupakan warisan budaya tertulis karya masyarakat di masa lampau yang mencatat informasi tentang berbagai aspek kehidupan. Naskah kuna juga sebagai bukti hasil kegiatan intelektual masyarakat tradisional di masa lampau dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan (local genius) antara lain dalam hal konservasi.

Indonesia memiliki khazanah warisan budaya tertulis dalam bentuk naskah (manuskrip) yang tersimpan di dalam negeri maupun di luar negeri, milik pemerintah maupun milik pribadi. Di Pulau Sumatra naskah Ka Ga Nga ditulis pada kulit kayu, gelondongan bamboo, bilah bambu, bilah kayu, tanduk,  atau kertas.

Upaya konservasi yang dilakukan masyarakat berdasarkan  naskah kuna menarik untuk dikaji dengan tujuan mendapatkan informasi tentang bahan-bahan, peralatan dan metode yang digunakan untuk konservasi. Selanjutnya cara-cara konservasi akan diuji di laboratorium dan hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya melestarikan cagar budaya.

Air cucian beras salah satu bahan konservan yang disebutkan dalam naskah Ka Ga Nga

Air cucian beras merupakan salah satu bahan konservan yang disebutkan dalam naskah Ka Ga Nga. Langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam  kajian  ini  adalah  telaah kepustakaan.  Dengan  mengambil  sampel  naskah  yang  sudah  diterjemahkan dan  mengkaji lembaran  naskah  yang  kemungkinan  mengandung  muatan  konservasi  tradisional. Selain itu dilaksanakan wawancara  dengan  narasumber  dan  tokoh  masyarakat.  Serta  mengamati  kegiatan  yang berhubungan dengan konservasi yang masih dilakukan masyarakat pada saat ini.

Harapan dari kajian yang dilaksanakan Tim Balai Konservasi Borobudur ini adalah mendapatkan apresiasi tentang kegiatan konservasi yang ditulis dalam naskah  Ka  Ga  Nga,  yang  dapat  menjadi  bahan  alternatif  konservasi  tradisional  untuk pelestarian cagar budaya.

Artikel selengkapnya silahkan unduh ditautan berikut