Jum’at (13/06/14) Gempa bumi Tektonik berkekuatan 7,0 SR menguncang kawasan Pegunungan Menoreh, Magelang, Jawa Tengah. Gempa tersebut berdampak pada Candi Borobudur yang membuat kepanikan luar biasa terhadap pengunjung sekaligus merusak struktur candi.
Dengan sigap Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo yang telah mendapat laporan dari BPBD Kabupaten Magelang melakukan aksi tanggap darurat dan evakuasi pengunjung Candi Borobudur. Dia segera menghubungi semua tim tanggap darurat untuk segera melakukan penyisiran dan evakuasi korban yang ada di Candi Borobudur, selain itu Koordinator Lapangan meminta bantuan kepada Puskesmas, PMI, Polisi dan TNI untuk meminta bantuan personel.
Satu per satu Korban berhasil ditemukan dan dievakuasi ke posko PPPK untuk mendapat perawatan awal sebelum mendapat penanganan lebih lanjut. Tim aset arkeologi juga melaporkan bahwa kondisi candi mengalami kerusakan sehingga berbahaya bagi para pengunjung.
Situasi tersebut nampak dalam Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa Bumi di Candi Borobudur. para petugas nampak sigap dengan pembagian kerja yang telah ditentukan untuk mengevakuasi para pengunjung dan mengamankan situasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Workshop Penanggulangan Bencana pada Cagar Budaya yang diselenggarakan 9-13 Juni 2014 di Balai Konservasi Borobudur.
Simulasi dilakukan untuk memetakan kebutuhan ketika terjadi bencana sehingga bisa meminimalisir korban dari pengunjung candi dan mengamankan Candi Borobudur. Selain itu penanganan yang tepat dan cepat akan lebih memudahkan proses pemulihan candi agar segera bisa dimanfaatkan kembali.
Menurut Marsis kegiatan ini sebagai salah satu upaya membangun sumber daya manusia yang peka terhadap bencana alam khususnya bagi para pelestari cagar budaya. Dia juga meminta kepada para peserta workshop untuk mulai memikirkan visi pelestarian cagar budaya yang mulai berbasis bencana alam sehingga bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat.