You are currently viewing Pengukuran Deformasi Horizontal Candi Borobudur

Pengukuran Deformasi Horizontal Candi Borobudur

Pengukuran Deformasi Horizontal Candi Borobudur

Sesuai standard keterawatan warisan dunia baik pada Candi Borobudur maupun pada bukit pendukungnya, Balai Konservasi Borobudur (BKB) melakukan monitoring evaluasi (monev) secara berkala. Monev yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan kondisi keterawatan (state of conservation). Salah satu yang dilakukan adalah pengamatan stabilitas candi dan bukit. Metode yang diterapkan ialah pengukuran deformasi horizontal titik-titik pemantauan pada halaman dan tubuh candi. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan Theodolit Wild T2. Metode poligon diterapkan pada pengukuran titik kontrol yang ada di halaman candi dan dilantai lorong 1, 4 dan 5 pada struktur candi Borobudur.

Pengukuran Deformasi Horizontal
Target Prisma

 

 

 

 

 

Monitoring evaluasi terhadap hasil pemantauan stabilitas bangunan dapat memperbaiki asumsi desain serta model perhitungan terhadap kondisi yang sebenarnya. Selanjutnya berguna untuk memberikan penilaian menyeluruh terhadap bangunan tersebut dibandingkan dengan perilaku yang diperkirakan. Disamping itu juga berguna untuk merumuskan tindakan pengamanan terhadap penyimpanan yang didapat. Bahkan lebih luas lagi dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang perilaku bangunan dalam mencari keseimbangan dalam kedudukkan barunya.

Pada kenyataannya kelestarian Candi Borobudur sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah aspek bahan dan aspek konstruksi bangunan candi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan, baik yang bersifat biotis (lumut, algae, dan jasad renik lainnya) dan yang bersifat abiotis (panas matahari, hujan, kelembaban, dan sebagainya). Kedua faktor yang tersebut saling berinteraksi yang pada akhirnya dapatĀ  mempengaruhi kelestarian Candi Borobudur. Lebih-lebih bangunan Candi Borobudur berada di tempat yang terbuka sehingga faktor lingkungan yang bersifat abiotis, khususnya pengaruh air hujan, sangat berpengaruh terhadap kelestarian bangunan Candi Borobudur. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kelestarian Candi Borobudur adalah dampak negatif dari pemanfaatan sebagai obyek wisata. Pemanfaatan yang intensif sebagai obyek wisata antara lain dapat mengakibatkan tekanan pada daya dukung (carrying capasity) baik terhadap bangunan candi maupun lingkungan.