BOROBUDUR FAIR 2014

borobudurfair2014

Tahun ini genap 200 tahun Candi Borobudur kembali menjadi perbincangan setelah sekian lama terlupakan. Hal ini berdasarkan buku yang ditulis oleh Thomas Stanford Raffles dengan judul History of Java. Dalam buku tersebut terungkap bahwa pada tahun 1814 Raffles yang pada saat itu menjabat Gubernur Jenderal Inggris yang berkuasa di Pulau Jawa memerintahkan Cornelius untuk memimpin sebuah ekspedisi untuk melakukan peninjauan ke Candi Borobudur.

Dalam rangka memperingati momen tersebut, Balai Konservasi Borobudur memanfaatkannya untuk menyelenggarakan Gelar Cagar Budaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta melestariakan cagar budaya secara umum khususnya Candi Borobudur. Gelar cagar budaya kali ini mengambil tajuk Borobudur Fair 2014 yang meliputi kegiatan peluncuran dan bedah buku “200 Tahun Penemuan Candi Borobudur”, Pentas Seni yang menempilkan berbagai macam kesenian yang berasal dari desa sekitar Candi Borobudur, dan bazar hasil karya kreatifitas masyarakat Borobudur. “Keterlibatan masyarakat dalam upaya pelestarian Candi Borobudur memegang peranan sangat penting”, ungkap Marsis Sutopo, Kepala Balai Konservasi Borobudur pada saat acara pembukaan kegiatan tersebut. “Karena tanpa dukungan masyarakat yang sadar dan peduli cagar budaya niscaya kelestarian Candi Borobudur tidak akan tercapai”, tambahnya.

Marsis melanjutkan, sesungguhnya keterlibatan masyarakat di sekitar Borobudur dalam upaya pelestarian Candi Borobudur sudah cukup tinggi, namun demikian masih perlu untuk ditingkatkan. Masyarakat telah menggelar beberapa kegiatan seni budaya dan ekonomi kreatif yang terinspirasi oleh Candi Borobudur seperti batik dan beberapa kuliner khas, yang ternyata baik langsung maupun secara tidak langsung telah berperan serta dalam upaya pelestarian Candi Borobudur.

Borobudur Fair 2014 akan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 9 – 11 Desember 2014 yang diikuti puluhan kelompok seni dan industri ekonomi kreatif dari sekitar Candi Borobudur.