Pembatasan Kunjungan Di Puncak Candi Borobudur
Balai Konservasi Borobudur selaku UPT di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertanggung jawab sebagai site manager Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia berencana membatasi kunjungan pada teras lantai 9 dan 10 Candi Borobudur untuk kunjungan umum, sunrise dan sunset yang akan dimulai pada hari Kamis, 13 Februari 2020 sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Pengunjung masih bisa melihat dan menikmati puncak stupa pada lantai 8. Pembatasan kunjungan pada struktur Candi Borobudur lantai 9 dan 10, dilakukan dalam rangka kegiatan monitoring struktur stupa teras dan stupa induk Candi Borobudur. Kegiatan monitoring meliputi:
- Monitoring Keterawatan Batu
- Monitoring Kestabilan Struktur
- Monitoring Dampak Kunjungan;
- Monitoring Lajur Kerusakan Nat Batu Struktur Stupa Induk
Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1991 dengan nomor inventaris 592, bersama dengan Candi Mendut dan Pawon, dengan nama resmi Borobudur Temple Compounds. Status sebagai warisan dunia menjadikan kelestarian Candi Borobudur menjadi perhatian seluruh dunia. Hal-hal yang berkembang di situs warisan dunia akan menjadi sorotan sehingga harus dikelola dengan tepat.
Kunjungan wisatawan yang cukup besar tentunya selain membawa dampak positif, juga membawa dampak negatif utamanya bagi kelestarian struktur Candi Borobudur itu sendiri. Masih banyak dijumpai perilaku pengunjung yang belum mendukung pelestarian candi, seperti duduk-duduk atau memanjat dinding/pagar langkan candi atau stupa (padahal sudah diingatkan dan didekatnya ada papan peringatan), coret-coret, menggeser, mencungkil, menggores juga membahayakan kelestarian batu-batu candi, membuang sampah sembarangan, menempelkan permen karet pada batuan candi, merokok dan mematikan puntung ditekankan pada batuan serta menyelipkan puntung pada nat batuan candi, melompat-lompat di atas stupa atau langkan candi (parkour), menyentuh dan bersandar pada relief candi, dan membawa benda yang berpotensi merusak batuan/relief candi.
Perilaku pengunjung yang kurang mendukung pelestarian tersebut lebih sering dijumpai di bagian teras tingkat 8, 9, dan 10 Candi Borobudur. Salah satu akibat yang bisa dilihat pada stupa yang sering diduduki atau dipanjat adalah ausnya padma pada bagian lapik stupa, nat-nat bantu di lantai teras dan stupa 9 dan 10. Mari kita lestarikan Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia kebanggaan Bangsa Indonesia.
Informasi lebih lanjut terkait pembatasan kunjungan klikĀ tautan ini