You are currently viewing Pelestarian Nilai Candi Borobudur untuk Pemajuan Kebudayaan dan Pendidikan 
Pelestarian Nilai Candi Borobudur untuk Pemajuan Kebudayaan dan Pendidikan 

Pelestarian Nilai Candi Borobudur untuk Pemajuan Kebudayaan dan Pendidikan 

Cagar Budaya menjadi bukti nyata kejayaan Bangsa Indonesia di masa lampau yang dapat digunakan untuk memupuk kebanggaan nasional dan memperkokoh jati diri bangsa, menguatkan pendidikan, dan memajukan kebudayaan. Kebudayaan dan pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Kebudayaan sebagai pilar pendidikan Indonesia dan menjadi cerminan pendidikan suatu bangsa serta pembangunan karakter. Jika budayanya maju, pendidikannya juga maju dan sebaliknya.  Sebagaimana telah diketahui bahwa relief yang dipahatkan di Candi Borobudur tersebut selain berisikan ajaran keagamaan, juga terdapat ajaran kebajikan. Ajaran tersebut mengandung banyak nilai moral seperti tolong menolong, sifat rela berkorban untuk orang lain, dan lain sebagainya.

Nilai-nilai yang telah ada pada zaman nenek moyang bangsa Indonesia tersebut perlu dilestarikan dengan cara  diaktualisasikan agar dapat menumbuhkan pendidikan karakter, memajukan kebudayaan  dan semangat kebangsaan. Salah satu cara membuat nilai tersebut relevan dengan kondisi masa kini antara lain melalui media seni kriya.   

Presentasi Hasil Aktualisasi Nilai Relief Melalui Seni Kriya

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada tahun 2022 Balai Konservasi Borobudur melaksanakan kajian identifikasi dan aktualisasi nilai relief melalui seni kriya. Kajian ini diawali dengan kegiatan pembekalan materi dalam workshop batik, pahat kayu & bambu, cetak batu, dan anyam pandan dan bambu. Hasil workshop dipresentasikan pada tanggal 14 Juni sebagai bagian dari peringatan Hari Purbakala ke-109. Harapannya kegiatan ini dapat menjadi pemicu masyarakat kriya di Borobudur untuk berkarya dengan Candi Borobudur sebagai inspirasinya untuk membangun identitas Borobudur.

Peserta aktualisasi merupakan pengrajin mewakili desa – desa di Kecamatan Borobudur dan paguyuban kriya di sekitaran Magelang. Narasumber antara lain Nita Azhar (Desainer),Octo Cornelius (Seniman Kriya) dan Suratmi (Seniman Batik). Untuk kreasi batik ditampilkan empat kreasi motif batik yang inspirasinya dari relief Candi Borobudur. Kreasi batik tersebut yaitu Medalion Borobudur, Harmoni Borobudur, Manggis Ayu, dan Bodhimandha.

Selain itu untuk pahat/ukir kayu dipresentasikan kap lampu kolaborasi dengam anyam bambu, miniatur gerabah dan cobek, lampu kinnara-kinnari dan manohara. Selain itu terdapat pula aneka gantungan kunci, ikat pinggang teratai, pisau dan sarungnya, lukisan dari kopi, cetak batu untuk aksesoris, kipas anyaman pandan, tas pandan, aneka aksesoris anyaman pandan, dll.