You are currently viewing Melukis Borobudur, Menandai Zaman (3)
Raden Saleh, Javanese Landscape, with Tigers listening to the sound of a travelling group, 1849 (Sumber: Wikimedia Commos)

Melukis Borobudur, Menandai Zaman (3)

Terlahir sebagai bagian keluarga bangsawan di Terboyo, Jawa Tengah, Raden Saleh telah menunjukkan bakat menggambar sejak kecil. Oleh pemerintah Hindia Belanda kemudian dikirim ke Eropa untuk belajar melukis secara intensif. Berbagai guru lukis dari Saleh antara lain Antoine Payen, Cornelius Kruseman dan Andreas Schelfhout. Ketika kembali bermukim di Jawa mulai tahun 1851, sering mengambil candi-candi, seperti Candi Borobudur dan Candi Mendut, sebagai obyek lukisannya dalam merekam lanskap lingkungan Jawa pada saat itu. Dalam lukisan ini, Candi Borobudur samar-samar terlihat dalam latar belakang sebagai sebuah penanda bahwa lukisan tersebut mempunyai setting di pulau Jawa.

 

Sumber:

Bloembergen, Marieke dan Martin Eickhoff. “A Wind of Change on Java’s Ruined Temples: Archaeological Activities, Imperial Circuits and Heritage Awareness in Java and the Netherlands (1800-1850).” BMGN – Low Countries Historical Review 128, no. 1 (2011): 81-104.

Kraus, Werner. “First Steps to Modernity: The Javanese Painter Raden Saleh (1811-1880).” Eye of the Beholder: reception, audience, and practice of modern Asian art, diedit oleh John Clark, Maurizio Peleggi, dan T.K. Sabapathy, hlm. 29-55. Sydney: Wild Peony, 2006.

Protchsky, Susie. Images of the tropics: environment and visual culture in colonial Indonesia. Leiden: KITLV Press, 2011.