You are currently viewing Masa Antara Pembukaan Candi dan Pemugaran Van Erp

Masa Antara Pembukaan Candi dan Pemugaran Van Erp

Masa Antara Pembukaan Candi dan Pemugaran Van Erp

oleh: Nahar Cahyandaru

Masa antara pembukaan candi dan pemugaran Van Erp merupakan masa yang buruk bagi konservasi material Candi Borobudur. Pada masa tersebut dilakukan berbagai observasi dan dokumentasi yang sebagian diantaranya menyebabkan kerusakan. Stupa induk pernah dibuka untuk mengetahui benda penting yang mungkin ada di dalamnya, meskipun kemudian yang ditemukan justru arca yang kurang sempurna (Unfinished Buddha atau dikenal dengan sebutan Mbah Belet). Selanjutnya puncak stupa induk juga pernah dibangun shelter untuk gardu pandang dan tempat para meneer Belanda menikmati kopi.

 

 

 

 

 

 

Berbagai percobaan yang dilakukan juga kurang dilandasi dengan ilmu pengetahuan yang memadai. Tentu saja pada waktu itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum semaju sekarang. Sebagai contoh adanya usulan penggunaan asam sulfat untuk mematikan gulma dan pohon-pohon yang akarnya masuk ke bangunan oleh L. Serruier tahun 1899. Penggunaan asam sulfat tentu saja efektif untuk mematikan gulma, tetapi asam sulfat sangat keras sehingga dapat merusak batu. Bisa dibayangkan bagaimana kerusakan batu yang terjadi jika disiram dengan asam sulfat. Pada saat itu, mungkin dianggap sebagai senyawa ampuh karena ilmu pengetahuan waktu itu belum memahami dampak kerusakan yang diakibatkan. Ada kemungkinan beberapa percobaan lain juga diajukan namun tidak masuk catatan.

Pada masa sebelum pemugaran Van Erp banyak batu-batu candi yang belum pada tempatnya. Berdasarkan catatan perjalanan yang dibuat oleh seorang pelancong Belanda pada tahun 1834 (20 tahun setelah dibuka), Candi Borobudur masih dalam kondisi reruntuhan namun bentuk dasarnya masih terlihat. Batu-batu masih berserakan sehingga untuk bisa naik ke puncak candi perlu memanjat-manjat. Pada bagian atas juga masih bisa diamati adanya 72 stupa meskipun masing-masing tidak utuh. Banyak arca Buddha pada relung-relung yang sudah hilang kepala atau tangannya.Catatan tersebut juga menyebutkan batu-batu sudah mulai lapuk tetapi masih memiliki bentuk pahatan yang baik.

Sumber: Material Konservasi pada Pemugaran Van Erp oleh Nahar Cahyandaru