You are currently viewing Borobudur sebuah Alternatif Strategis Pelaksanaan Pendidikan

Borobudur sebuah Alternatif Strategis Pelaksanaan Pendidikan

Borobudur sebuah Alternatif Strategis Pelaksanaan Pendidikan

oleh: Suminto A. Sayuti

Borobudur merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang dahsyat. “Narasi” Borobudur merupakan sebuah alternatif strategis pelaksanaan pendidikan. Tentang, melalui, dan dengannya, para pendidik memperoleh ruang dan peluang yang leluasa untuk berkreasi dan berinovasi dalam pelaksanaan tugas yang diembannya sesuai dengan disiplin keilmuan masing-masing.

Ketika Borobudur sebagai karya dan warisan budaya ditautkan dengan, dan diintegrasikan dalam pendidikan, terdapat tiga alternatif yang dimungkinkan. Pertama, pendidikan tentang Borobudur. Alternatif ini menempatkan Borobudur sebagai subyek dan obyek kajian. Borobudur dipelajari dalam satu jurusan atau program studi khusus, tentang budaya dan untuk budaya. Dalam hal ini, Borobudur tidak terintegrasi dengan disiplin keilmuan lain.

 

 

 

 

 

Kedua, pendidikan dengan Borobudur terjadi pada saat Borobudur diperkenalkan kepada peserta-didik sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu konsep tertentu. Belajar dengan Borobudur meliputi pemanfaatan beragam hal yang inheren di dalamnya sebagai karya budaya: menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran. Ketiga, pendidikan melalui Borobudur merupakan strategi yang memberikan kesempatan kepada peserta-didik untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui beragam perwujudan budaya yang berbasis Borobudur. “Produk-produk” budaya yang diwujudkan peserta-didik, misalnya saja poster, karangan, lukisan, lagu, ataupun puisi “Borobudurian,” dapat diperhitungkan untuk melihat seberapa jauh peserta-didik memperoleh pemahaman proses tertentu, dan seberapa besar kreativitasnya dalam rangka pencapaian kompetensi tertentu.

Warisan budaya yang diintegrasikan dalam praksis pendidikan akan menciptakan medan eksplorasi bagi peserta-didik dalam memahami dan menghayati nilai tertentu. Mereka berinteraksi dengan warisan budaya, melalui beragam proses. Dan Borobudur hanya sebuah contoh. Berbagai artefak budaya lain menunggu kehadiran kita.