Penggalian Arkeologis
Berdasarkan laporan adanya temuan lokasi yang diduga situs Cagar Budaya, Balai Konservasi Borobudur melakukan survey dan observasi di lapangan. Selanjutnya sebulan kemudian dilakukan ekskavasi di lokasi tersebut. Ekskavasi yang dilakukan adalah ekskavasi penyelamatan yang bertujuan menggangkat artefak berupa guci dari tanah liat. Dari hasil ekskavasi, susunan bata yang menempel pada guci terdapat 3 lapis bata. Setelah dipastikan tidak terdapat temuan lain di dalam struktur bata, maka dilakukan pengangkatan pada guci yang terpendam dalam tanah.
Pengangkatan guci dilakukan dengan menuang adonan untuk membuat cetakan busa yang mengelilingi guci. Hal ini dilakukan karena terdapat retakan pada guci sehingga sangat rawan hancur ketika diangkat. Adonan tersebut adalah poliuretan. Cara ini adalah hasil pengembangan dari Balai Konservasi Borobudur untuk mengangkat artefak yang rapuh. Sebelumnya pengangkatan artefak dengan menggunakan poliuretan pernah dilakukan untuk mengangkat fosil di Sangiran.
Hingga berita ini dimuat, para konservator Balai Konservasi Borobudur sedang melakukan pembersihan pada guci hasil ekskavasi di Dusun Bojong. Guci yang dicoba diangkat pada akhirnya tidak seluruhnya utuh. Sebagian kecil bagian guci tetap pecah membentuk fragmen-fragmen kecil. Fragmen-fragmen ini setelah dibersihkan akan direstorasi hingga berbentuk seperti semula. Hasil ekskavasi selanjutnya akan dianalisis oleh tim pengkaji Balai Konservasi Borobudur.