You are currently viewing Konservasi Gerabah Kuno Bojong

Konservasi Gerabah Kuno Bojong

Balai Konservasi Borobudur melaksanakan program kemitraan dalam bidang konservasi dengan Universitas Diponegoro melalui program pemagangan. Program pemagangan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan oleh mahasiswi dari fakultas Sains dan Matematika. Tema pemagangan yang diangkat yaitu “Penggunaan Perekat Berbasis Protein Hewani sebagai Bahan Konservasi Gerabah Kuno Temuan Dusun Bojong Mendut”. Tujuan dari pemagangan ini adalah untuk mengetahui efektivitas anchor sebagai bahan perekat berbasis protein hewani”.

Penggunaan bahan baku dari alam merupakan isu lingkungan yang sudah lama berkembang, termasuk dalam bidang konservasi cagar budaya. Hal ini tentu berkaitan dengan beberapa kelebihan bahan baku alam, yakni; reversible, ramah lingkungan, mudah didapat, dapat diperbaharui (renewable), serta ekonomis.

Tahapan Konservasi Gerabah

Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan teori konservasi yang akan dilaksanakan, pemagang perlu melakukan studi literatur terhadap bidang terkait. Selain itu pemagang juga mendapatkan materi mengenai bahan perekat berbasis protein hewani melalui presentasi oleh staf Balai Konservasi Borobudur. Pelaksanaan konservasi gerabah dilakukan di laboratorium Kimia Balai Konservasi Borobudur melalui beberapa tahapan berikut;

  1. Pembersihan Fragmen Gerabah. Dilakukan secara manual menggunakan air dan sikat. Fragmen di rendam menggunakan air, agar kotoran dan debu larut dalam air.
  2. Pengeringan. Fragmen gerabah yang telah dibersihkan dijemur di bawah sinar matahari langsung selama sekitar 5 jam untuk masing masing sisi. Kemudian fragmen-fragmen gerabah di tempatkan pada ruangan dengan disusun tidak bertumpuk selama semalaman. Fragmen gerabah di keringkan kembali dengan sinar matahari selama sekitar 2,5 jam keesokan harinya untuk menghilangkan kelembaban.
  3. Pembuatan bahan perekat. Anchor dicampurkan dengan pelarut (aquades) dengan perbandingan 1:2. Campuran dipanaskan dengan stirrer sambil terus diaduk sampai homogen. Didiinginkan beberapa saat sambil terus diaduk sampai mengental dan siap digunakan. Jika perekat mulai mengeras, dapat dipanaskan kembali dan ditambahkan aquades hingga tekstur yang sesuai.
  4. Penyambungan dilakukan secara bertahap. Setelah menemukan pasangan fragmen gerabah yang tepat, penyambungan dilakukan dengan mengoleskan perekat pada kedua sisi fragmen yang akan disambung. Untuk menjaga sambungan tetap statis, digunakan malam(wax) sebagai penyangga. Proses penyambungan pada sisi lain fragmen yang telah disambung dilakukan setelah sambungan benar-benar kering.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan anchor sebagai bahan perekat efektif untuk penyambungan fragmen gerabah karena daya rekatnya yang cukup kuat. Namun karena perekat bersifat reversible, maka sifat merekatkannya dapat hilang ketika terus berkontak air. Untuk itu gerabah yang telah disambung harus disimpan di tempat yang terhindar dari air.