You are currently viewing FGD dan Expert Review Kajian Sandal

FGD dan Expert Review Kajian Sandal

Senin (26/10/2020) BK Borobudur (Balai Konservasi Borobudur) melaksanakan FGD (Forum Group Discussion) dan Expert Review Kajian Sandal khusus untuk pencegahan keausan batu Candi Borobudur . Bertempat di pendopo BK Borobudur, kegiatan dimulai pukul 09.00 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Peserta yang hadir berjumlah 30 orang, berasal dari BPCB Jateng dan DIY, BPSMP Sangiran, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pendidikan, Perdagangan Koperasi dan UKM serta Bappeda Kab. Magelang. Turut Hadir pula beberapa perwakilan dari PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Camat, Kades, BUMDES, Karang Taruna, HPI serta perwakilan dari Wihara Mendut.

Sambutan dari kepala BK Borobudur, Wiwit Kasiyati, S.S, M.A mengawali kegiatan. Sekaligus memberikan paparan untuk materi pertama, mengenai ancaman Pelestarian Candi Borobudur pada saat ini, salah satunya yaitu keausan. Selanjutnya, Maris Setyo Nugroho, S.Pd., M.Eng dari Teknik Sipil dan Perencanaa Universitas Negeri Yogyakarta, menyampaikan materi kedua mengenai keausan material. Maris menyampaikan materi secara daring melalui google meet karena berhalagan untuk hadir secara langsung. Sesi paparan materi terakhir oleh Brahmantara selaku ketua kajian, dengan menyampaikan mengenai progres kajian sandal.

Kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya. Sebelumnya, pada tahun 2015 pernah berlangsung Sayembara desain sandal yang bekerjasama dengan PT. TWC. Namun penilaian baru sebatas estetika saja. Sehingga melalui FGD dan Expert Review Kajian Sandal ini dapat mendapatkan masukan desain sandal khusus untuk pengunjung Candi Borobudur yang memenuhi kriteriadurability , ergonomi dan keselarasan visual.

Pada sesi diskusi juga terdapat beberapa masukan mengenai pengeloalaan kawasan. Agar wisatawan tidak terpusat pada Candi Borobudur saja tetapi juga dapat menikmati keindahan alam sekitar Borobudur. Terdapat pula masukan mengenai desain ataupun bahan baku sandal.

Harapannya, melalui kajian ini dapat melibatkan masyarakat dalam proses pelestarian, melalui UMKM lokal dalam proses pembuatan alas kaki pengunjung untuk mencegah keausan batu candi dalam mewujudkan kelestarian Candi Borobudur.