Pada Workshop Konservasi Artefak Kayu yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada bekerja-sama dengan Tropenmuseum Amsterdam pada tanggal 7 dan 8 Maret 2012 di Kampus Bulaksumur, Yogyakarta, banyak pertanyaan diajukan kepada penulis sebagai pemateri dalam workshop. Pertanyaan itu berkait dengan kualitas kayu sebagai bahan Cagar Budaya. Penulisan ini bertujuan untuk menyajikan tulisan ilmiah bertopik kualitas kayu sebagai bahan utama untuk membuat Cagar Budaya
Penulisan dilaksanakan dengan metode berikut. (1) Mencatat dan mengumpulkan semua pertanyaan yang mengemuka dalam workshop. (2) Memilah semua pertanyaan itu menjadi enam sub-topik berikut. Pertama, jenis dan sifat kayu. Kedua, konsep kualitas kayu. Ketiga, parameter penentu kualitas kayu. Keempat, faktor-faktor penentu kualitas kayu. Kelima, kualitas kayu arkeologis dan kayu baru di dalam restorasi cagar budaya berbahan kayu. (3) Menjawab dan membahas masing-masing pertanyaan itu secara tertulis dengan basis ilmu dan teknologi kayu sehingga terwujud tulisan ilmiah ini.
Tulisan ini menyimpulkan enam hal sebagai berikut. (1) Banyak jenis kayu dan masing-masing jenis itu memiliki sifat yang unik, baik sifat dasar maupun sifat pengolahan kayu. (2) Ada dua-puluh macam kegunaan atau fungsi kayu untuk melayani kebutuhan hidup dan kebudayaan manusia. (3) Setiap jenis kayu merupakan bahan yang berkualitas tinggi sejauh mampu mempertemukan kesesuaian antara sifat-sifat kayu dan jenis barang yang dibuat untuk pemanfaatan atau kegunaan tertentu. (4) Sebagai bahan untuk membuat cagar budaya, kayu ditentukan kualitasnya berdasarkan empat parameter, yaitu sifat keawetan alami kayu, sifat kekuatan kayu, sifat pengerjaan kayu dan sifat keindahan kayu. (5) Kualitas kayu ditentukan oleh jenis kayu dan kondisi ekofisiologis pohon penghasilnya, umur pohon dan posisi kayu di dalam pohon. (6) Di dalam pemugaran cagar budaya kayu cenderung diliputi suatu kendala berupa kesulitan untuk mendapatkan kayu baru yang berkualitas sama dengan kualitas kayu arkeologis sebagai bahan cagar budaya, sehingga prinsip orisinalitas kualitas kayu sulit dijaga dan diwujudkan.
Untuk artikel selengkapnya silahkan unduh ditautan ini