Sosialisasi Pelestarian Situs Plandi
Menindaklanjuti proses ekskavasi Situs Plandi pada tanggal 2 sampai dengan 15 Oktober 2019 yang lalu, Balai Konservasi Borobudur melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pelestarian Situs Plandi. Kegiatan dilaksanakan di serambi musholla Dusun Plandi yang dihadiri oleh Kepala Desa Dusun Pasuruhan, tokoh masyarakat, tokoh agama, sesepuh, dan masyarakat setempat.
Balai Konservasi Borobudur diwakili Panggah Ardiansyah Koordinator pokja Penyelamatan dan Pengamanan didampingi beberapa staf Balai Konservasi Borobudur lainnya. Hadir sebagai narasumber Baskara dari Balai Arkeologi Yogyakarta dan Susetyo, dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kegiatan diawali dengan penyampaian informasi tentang pelaksanaan ekskavasi oleh Panggah Ardiansyah mewakili pimpinan BKB yang berhalangan hadir. Disampaikan bahwa proses ekskavasi ditemukan struktur bata yang terpendam dalam tanah sedalam 1,5 meter dari permukaan. Ditambahkan oleh Jati Kurniawan, arkeolog dari BKB bahwa pada radius 10 meter dari posisi Yoni sudah tidak ditemukan lagi struktur bata. Hanya saja perlu dilakukan ekskavasi lanjutan dengan kedalaman yang berbeda.
Baskara dari Balai Arkeologi Yogyakarta menyampaikan bahwa perlu dilakukan penggalian situs-situs di sekitar Candi Borobudur dengan radius 5 km sebagai upaya penyelamatan dan pelestarian. Hal ini dilakukan seiring dengan perkembangan pembangunan di sekitar Candi Borobudur yang begitu pesat.
Susetyo, dosen arkeologi Universitas Gajah Mada lebih menyoroti kepada nilai-nilai sejarah dari situs Plandi itu sendiri. Diantaranya adalah Candi Borobudur yang bercorak agama Budha dikelilingi oleh candi-candi yang bercorak agama Hindu, salah satunya adalah Situs Plandi. Hal ini menandakan bahwa pada masa lalu telah tercipta kerukunan antar umat beragama.
Tugas generasi sekarang adalah melakukan penghormatan terhadap leluhur dana generasi yang akan datang. Hal yang bisa dilakukan dengan menjaga informasi sejarah yang sudah ada secara bersama-sama dengan keterlibatan masyarakat didalamnya, termasuk pemanfaatan situs sebagai cagar budaya. Proses pemanfaatan situs ini diharapkan menjadi prioritas dengan keterlibatan masyarakat secara total tanpa mengesampingkan unsur estetika didalamnya. Sehingga diharapkan keberadaan situs Plandi dapat lebih dikenal dan layak untuk dikunjungi.
Pemerintah Desa Siap Mendukung
Potensi masyarakat dapat disandingkan dengan keberadaan situs Plandi ini. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Pasuruhan, Adiningsih, potensi utama Dusun Plandi adalah produksi pembuatan bata merah dan kerajinan anyaman bambu. Jajaran pemerintahan Desa Pasuruhan siap mendukung semua upaya untuk pengembangan pariwisata. Yaitu dengan mengalokasikan kucuran dana desa dari pemerintah pusat. Termasuk mengawal proses sertifikasi tanah situs Plandi yang akan dilakukan oleh Balai Konservasi Borobudur untuk program selanjutnya.
Acara sosialisasi diakhiri dengan sesi dialog interaktif antara Balai Konservasi Borobudur dan masyarakat setempat. Beberapa hal yang disepakati adalah bahwa diperlukan sinergi antara masyarakat dengan pemerintah untuk pelestarian dan pemanfaatan Situs Plandi. Diharapkan dari sosialisasi ini mampu menambah wawasan masyarakat mengenai cagar budaya.