Perekaman Data Dokumentasi Relief Jataka
Para peserta workshop “Pendokumentasian Digital Cagar Budaya” melaksanakan perekaman data dokumentasi relief Jataka Candi Borobudur pada Selasa, 29 Oktober 2019. Balai Konservasi Borobudur telah membuat versi buku cerita bergambar yang menceritakan relief Jataka. Relief yang banyak mengandung pendidikan budi pekerti akan dikemas dengan lebih menarik dan informatif dengan animasi pada workshop kali ini.
Peserta workshop tiba di Candi Borobudur sekitar pukul 8.30. Setelah briefing oleh panitia mengenai teknis perekaman data, peserta segera menuju ke lantai 3 lorong 1 dimana relief Jataka berada. Untuk mempercepat kegiatan perekaman data, peserta workshop dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapatkan tugas untuk merekam data 2-4 panil dari relief jataka tersebut. Perekaman data meliputi pengambilan foto relief Jataka secara bertampalan pada titik fokusnya untuk nantinya diproses menggunakan software agisoft. Sehingga mampu menghasilkan detail relief dengan tampilan 3D.
Selain relief Jataka peserta juga melakukan perekaman pada relief Karmawibhangga yang memang sengaja dibuka beberapa bagian. Pendokumentasian ini meliputi foto relief dan kaki candi Borobudur. Adalah Jan Willem Ijzerman yang secara tidak sengaja menemukan relief Karmawibhangga ketika sedang membongkar batuan pada salah satu sudut di bagian kaki candi pada tahun 1885. Itulah yang dikenal sebagai kaki candi asli. Pada 1890-1891, Jalan di sekitarnya digali dan fotografer Kassian Cephas diminta memfoto semua 160 relief yang tampak. Setelah itu, relief tersebut terkubur lagi. Oleh karena itu, foto-foto Cephas sampai hari ini adalah satu-satunya sumber untuk studi relief paling dasar candi tersebut.
Setelah selesai perekaman data peserta kembali ke Prima hotel tempat dilaksanakannya Workshop, untuk pemrosesan data. Untuk presentasi hasil setiap kelompok akan dilaksanakan pada penutupan workshop hari kamis 31 Oktober 2019.