Kepergian Sang Jenius, Bapak Teknologi Negeri
Kepergian Sang Jenius, Bapak Teknologi Negeri kebanggaan bangsa menjadi duka yang mendalam bagi Bangsa Indonesia. Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, sang jenius, menghembuskan nafas terakhirnya, Rabu 11 September 2019 pukul 18.03 WIB di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Mengutip dari laman Wikipedia, BJ Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1936. Beliau adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga dan merupakan satu-satunya Presiden yang berasal dari etnis Gorontalo. Sumbangsih yang diberikan beliau kepada negara tidak perlu diragukan lagi. Pemikiran-pemikirannya tidak hanya terbatas di dunia yang sangat dikuasainya, dunia penerbangan. Bahkan sebelum berpulang, beliau sempat menitipkan pesan melalui salah seorang pakar pendidikan Arief Rachman untuk dunia pendidikan dan kebudayaan. “‘Kepada guru-guru jangan cuma ngajar, tapi juga mendidik'”, begitulah pesan terakhir yang disampaikan Habibie melalui Arief Rachman. Beliau meminta agar tenaga pendidik tak hanya mengajar, tetapi juga mempertahankan Indonesia dengan pendidikan yang baik agar bangsa tak tercerai berai.
Terkait dengan sumber daya manusia yang unggul, menurut Habibie, ada tiga karakter yang harus dimiliki setiap orang: agama, kebudayaan dan pendidikan. Dalam orasi ilmiah peluncuran Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG), di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, bulan Juni yang lalu, beliau mengatakan, “Setiap individu mesti menyinergikan antara pendidikan dan budaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudi mesti menguasai keduanya. Dia (manusia) mesti kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus berpendidikan dan berbudaya. Ada orang yang pendidikan hebat tapi pembudayaan negatif, kalau dia menjadi pemimpin dihalalkan semua (cara).” SDM yang bebas menurutnya, bebas yang bertanggung jawab dan berbudaya. “Kenapa kita mau bebas dan merdeka karena kita mau tingkatkan produktivitas, produktivias itu ditingkatkan dari dua elemen ini. Sedangkan output-nya iman dan takwanya meningkat,” lanjutnya. Dengan modal mengusai kebudayaan dan pendidikan, manusia dapat memproduksi pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan tata kelola pemerintahan.
Selamat Jalan Pak Habibie…semoga kami dapat meneruskan pesanmu, untuk menjadi manusia beriman dan bertakwa, yang berpendidikan dan berbudaya.