Indonesia merupakan negara yang kaya akan tinggalan cagar budaya. Tinggalan cagar budaya tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Material cagar budaya yang ada di seluruh wilayah nusantara tersebut, terdiri dari berbagai jenis material seperti cagar budaya berbahan bata, batu, kayu, logam, keramik dan lain-lain. Salah satu material cagar budaya yang banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera adalah cagar budaya berbahan bata. Cagar budaya berbahan bata tersebut dapat berupa candi, gapura, sumur, saluran air dan lain-lain. Cagar budaya berbahan bata merupakan jenis cagar budaya yang sangat rentan terhadap proses kerusakan dan pelapukan, baik oleh proses fisik, mekanik, biologis dan kimia. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya proses kerusakan dan pelapukan tersebut antara lain:
- pertumbuhan organisme baik algae, moss, lichen dan rumput pada bata – adanya penggaraman pada permukaan bata
- adanya pengelupasan pada dinding bangunan
- adanya retakan dan kerapuhan tingkat tinggi pada material bata.
Berbagai upaya tindakan konservasi dan pemugaran dilaksanakan untuk meminimalisasi atau menghambat proses kerusakan dan pelapukan lebih lanjut seperti:
- Pemberian bahan penolak air (water repellent) dan lapisan kedap air (water proofing) untuk menghambat masuknya air ke dalam struktur bangunan bata.
- Pemasangan struktur beton untuk memperkuat struktur bangunan baik pada bagian dalam maupun pada bagian lantai atau dasar.
- Pembenahan sistem drainase di lingkungan bangunan bata.
- Penggunaan bata penganti untuk mengantikan bata yang sudah sangat rapuh dan tidak dapat dipasang lagi.
Untuk artikel selengkapnya silahkan unduh ditautan ini