You are currently viewing Gebyar SMP N 4 Yogyakarta-Melalui HUT Tingkatkan Pemahaman Budaya Bangsa Indonesia

Gebyar SMP N 4 Yogyakarta-Melalui HUT Tingkatkan Pemahaman Budaya Bangsa Indonesia

 

Yogyakarta, Peringatan Hari Ulang Tahun SMP N 4 Yogyakarta ke-25 tahun 2019 ini dirayakan dengan konsep yang berbeda. Serangkaian kegiatan beragam warnai lustrum ke-5 Sekolah yang terletak di Jl. Hayam Wuruk 18 Yongyakarta ini, diantaranya diawali dari sosialisasi kegiatan satu bulan lalu dan dilanjutkan dengan lomba-lomba antar kelas. Telah berlangsung lomba kebersihan kelas, pembentukan alumni secara legal, bakti sosial dengan melibatkan kaum duafa di lingkungan sekitar sekolah, dan karnaval.

 

Karnaval pagi ini (7/10/2019) merupakan puncak tema, langkah awal mereka dilepas oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota dari SMP N 4 Yogyakarta hingga ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta melewati Malioboro. Dengan mengenakan busana 15 jenis ragam budaya berbeda dari masing-masing kelas sesuai dengan tema utama “Peningkatan Pemahaman Budaya Bangsa Indonesia”.

Disampaikan oleh Wahyu Cahyani selaku ketua panitia lustrum “Anak-anak dari 15 kelas akan mempresentasikan berupa tarian, nyanyian dan drama secara bergantian di panggung sesuai dengan tema masing-masing, dan itu juga dilombakan pagi-siang nanti di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Temanya beragam dimulai dari ragam budaya Yogyakarta, budaya perwayangan Ramayana, Gathotkaca, Jathilan, budaya tani dan sebagainya. Mereka dan guru kelas juga mengenakan pakaian sesuai dengan tema serta memanfaatkan bahan-bahan limbah menjadi lebih bermanfaat.”

 

Alasan pemilihan tema utama “Peningkatan Pemahaman Budaya Bangsa Indonesia” karena SMP N 4 Yogyakarta ini merupakan salah satu model budaya. Dari situ berkembang anak-anak diberi kebebasan memilih tema kelas dengan benang merah terkait kebudayaan dengan harapan melalui kegiatan ini anak-anak selaku generasi penerus bangsa akan semakin bangga dengan Budaya Bangsa Indonesia ujar Wahyu, perempuan selaku guru wali kelas yang saat ditemui mengenakan pakaian salah satu tokoh perwayangan.

 

Dalam hal ini Suharja selaku Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sangat mengapresiasi kegiatan generasi muda dalam upaya turut melestarikan budaya bangsa “Tadi saya lihat selain anak-anak mengenakan pakaian perwayangan dan beberapa cerminan budaya kita, mereka juga memainkan permainan tradisional, seperti egrang bambu, jathilan juga. Bahkan ada beberapa properti yang digunakan berbahan dasar sampah yang didaur ulang.”