Die Kolonialpolitik. Terbitan 1907. Karya: Alexander Parvus. Penerbit : Leipziger Buchdruckerei

Alexander Parvus

Bogor (5/2) Lahir pada 8 September 1867 dengan nama Israel Lazarevich Gelfand, Alexander Parvus merupakan teoretikus sekaligus aktivis-petualang sosialis Rusia. Sejak pindah ke Swiss pada 1886 dan membaca tulisan Alexander Herzen dan literatur-literatur revolusioner lain, dia bertekad menjadi politikus sehingga pindah ke Jerman untuk bergabung pada Partai Sosialis-Demokrat Jerman. Ketika Partai Sosial Demokrat Rusia pecah, Parvus memilih menawarkan konsep revolusinya sendiri alih-alih menjadi bagian Bolshevik ataupun Manshevik. Menurutnya, tak ada tempat bagi kelas menengah, yang ada hanya buruh yang dapat diandalkan untuk memimpin perjuangan revolusioner menggulingkan Tsar. Parvus mengembangkan konsep perang asing untuk memprovokasi pemberontakan internal di suatu negara, di samping mengembangkan konsep Revolusi Permanen berdasarkan Marxisme.

Die Kolonialpolitik

Prestis Parvus di antara kaum sosialis Jerman meningkat setelah prediksinya soal Perang Rusia-Jepang akan dimenangkan Jepang dan kondisi setelah itu mendorong kekacauan, terbukti. Ketika kembali ke Rusia pada 1905, sebagai ahli ekonomi dia membuat artikel provokatif yang membuat perekonomian Rusia terganggu dan membuat marah PM Sergei Witte. Keterlibatannya dengan aksi-aksi anti-pemerintah membuatnya dibuang ke Siberia meski berhasil kabur ke Jerman dan menulis memoar In he Russian Bastille during the Revolution. Setelah reputasinya di lingkungan partai Sosial-Demokrat rusak akibat Maxim Gorky Affair, Parvus menyingkir ke Turki. Dari persahabatannya dengan Dubes Jerman Hans di Turki Freiherr von Wangenheim, Parvus berhasil menawarkan konsep untuk mengalahkan Rusia kepada pemerintah Jerman. Kerjasamanya dengan intelijen Jerman, di mana dia sebagai penyalur dana Jerman bagi gerakan-gerakan penentang Tsar, berakhir ketika Parvus gagal dalam provokasi di St. Petersburg. Namun reputasinya di mata orang Jerman kembali pulih setelah dia berhasil menyabotase rencana penyerangan terhadap armada Turki-Jerman di Bosphorus dan Dardanella oleh Laksamana AL Rusia Aleksandr Kolchak.

Tanda tangan asli Sukarno

Parvus dan intelijen Jerman mengupayakan perjalanan kereta api untuk Lenin dan 30 rekannya dari Swiss ke Rusia dan Finlandia melewati Jerman. Namun permainan Parvus dengan intelijen Jerman membuat hubungannya dengan Rosa Lusemburg dan para sosialis Jerman lain rusak. Dia lalu menyingkir ke Pulau Merak di Berlin hingga meninggal pada 12 Desember 1924. Dia tak berpartisipasi dalam Revolusi Oktober 1917 akibat perannya ditolak. Parvus mewariskan karya antara lain: In the Russian Bastille during the Revolution, The Plan of the Russian Revolution, dan The Financial Manifesto. Oleh : Historia.id