You are currently viewing Belajar Menari Betawi di Museum

Belajar Menari Betawi di Museum

2_betawi_tarian_njot2an (1) Tari Sirih Kuning

Museum Nasional kembali memulai kelas tari tradisional yang dapat diikuti oleh masyarakat umum tanpa dipungut biaya alias gratis, kelas tari dilaksanakan setiap hari Sabtu sepanjang tahun 2016, dari pukul 10.00-12.00 WIB. Sebelumnya kelas tari di Museum Nasional telah selesai mempelajari tari Bali yaitu tari Pendet pada sesi ke 2 di tahun ini Museum Nasional memilih tari Sirih Kuning untuk ajarkan kepada para peserta.

Museum Nasional mengajak masyarakat untuk melestarikan kesenian tradisional, salah satunya melalui pembelajaran tari di museum, kedepan museum dapat menjadi ruang publik dan pusat kebudayaan dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan yang bersifat pendidikan kebudayaan, mengenal dan mempelajari sejarah, budaya termasuk kesenian dari masing-masing suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.

Tarian Sirih Kuning merupakan pengembangan dari tarian Cokek yang merupakan tarian pergaulan di tanah Betawi tempo dulu, tarian ini banyak berkembang di daerah Betawi pinggir (Tangerang dan sekitarnya). Dalam perkembangannya, orkes Gambang kromong dipergunakan untuk mengiringi tarian jenis ini sambil menari berpasangan antara laki-laki dan perempuan lengkap dengan kebaya khas penari cokek berupa kebaya kurung dan celana panjang berbahan sutera dengan warna-warni cerah ceria.

Kini, tarian ini biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi ” Sirih Kuning “.