You are currently viewing Pertempuran 5 Hari 5 malam di Palembang

Pertempuran 5 Hari 5 malam di Palembang

Awal insiden yang terjadi pada 1 Januari 1947 karena Belanda melanggar garis  demarkasi di sekitar benteng yang kemudian melakukan penembakan-penembakan.  Akhirnya pihak kita pun mengadakan pembalasan sehingga kota Palembang menjadi panas. Berdasarkan perundingan dengan badan-badan perjuangan, kemudian diputuskan untuk mencegah Belanda menguasai Palembang harus diadakan serangan langsung kepada pertahanan Belanda antara lain, Rumah Sakit Charitas, Gedung Borsumij, 13 Ilir,  Boombaru, Handelsaken, 28 Ilir, Talangsemut, Baguskuning, Plaju dan Benteng.

Serangan hari pertama dan kedua berjalan baik tapi dalam serangan hari ketiga Belanda telah mengerahkan seluruh kekuatannya baik darat, laut maupun udara. Tembakan gencar dilakukan ke pelbagai penjuru dan rumah-rumah penduduk juga menjadi sasaran. Perimbangan senjata antara pasukan kita dengan Belanda jauh berada di bawah. Kekuatan kita yang paling ampuh adalah kesadaran nasional yang mendalam dengan satu tekad “Merdeka atau Mati”.

Akhirnya pada 5 Januari 1947 ada perintah penghentian tembak menembak dari  Panglima Divisi Garuda II Bambang Utoyo dan Gubernur Sumatera Selatan Dr. A.K. Gani. Gencatan senjata pun dilangsungkan pada 6 Januari 1947 mulai pukul 06.00 (pagi). Seluruh pasukan bersenjata diperintahkan mundur sejauh 20 km dari batas kota.

infografis karya @devaptr_12