KOLEGA VON KOENIGSWALD Pierre Teilhard de Chardin (1 Mei 1881-10 April 1955)

0
1243

De Chardin adalah sahabat sekaligus pengkritik tajam pandangan von Koenigswald. Atas bantuannya, von Koenigswald mendapat sponsor untuk kegiatan penelitian di Sangiran. Di sisi lain, de Chardin tak segan menyanggah pendapat von Koenigswald tentang usia alat batu Pacitanian.

Pertemuan pertama von Koenigswald dengan de Chardin terjadi pada 1936. Kala itu, de Chardin bergabung dalam Ekspedisi Yale-Cambridge di India, di bawah pimpinan Helmut de Terra. Dalam rangkaian itu pula, ia berkesempatan mengunjungi von Koenigswald di Jawa. Pada 5-14 Januari, keduanya mengunjungi lokasi penemuan alat batu Pacitan, setelah sebelumnya singgah di Sangiran. Kunjungan pertama de Chardin ke Jawa telah memberinya kesempatan untuk melihat alat-alat batu temuan von Koenigswald: serpih bilah Sangiran dan alat penetak Pacitan.

Terhadap klaim von Koenigswald tentang pembuat alat batu Pacitanian, de Chardin sempat memperingatkan von Koenigswald: Kau membutuhkan bukti stratigrafi untuk Chellean-mu! Ilmuwan ingin mengetahui fakta-fakta, lebih dari sekadar interpretasi personalmu. “Chellean” adalah sebutan untuk budaya kapak-genggam dan penetak Paleolitik yang ditemukan di Perancis. Peringatan de Chardin muncul karena alat batu Pacitanian ditemukan di endapan teras sungai. Karena itu, asosiasi artefak ini dengan Homo erectus menurutnya pantas dipertanyakan.

Di samping memberikan masukan, de Chardin menyadari betul potensi yang tersimpan di Jawa. Maka, ia tak segan mengirim surat rekomendasi kepada Dr. J. Merriam, Presiden Carnegie Institution, dan Dr. W. Granger dari American Museum of Natural History, mendesak dukungan untuk von Koenigswald yang sedang kesulitan dana. Rekomendasi ini menguatkan surat permohonan sponsor yang telah dikirim von Koenigswald kepada Merriam sebelumnya.

Tahun 1937, bersama Helmut de Terra, de Chardin merencanakan sebuah ekspedisi penelitian ke Birma dan Jawa, untuk membuat perbandingan alat-alat batu di Asia Tenggara dan sekitarnya. Ekspedisi itu, di mana ia sempat turut serta selama lima bulan, dikenal sebagai Ekspedisi Harvard-Carnegie ke Birma, atau The Joint American Southeast Asiatic Expedition. Kali itu pun, bersama Helmut de Terra, ia menyempatkan diri mengunjungi von Koenigswald di Jawa, tahun 1938. Melihat hasil penelitian von Koenigswald, de Chardin berpendapat bahwa alat batu Pacitanian dan alat serpih Sangiran tidak memiliki kesamaan dengan alat-alat batu yang ditemukan di Zhoukoudian.

Pierre Teilhard de Chardin lahir pada 1 Mei 1881 di Sarcenat, Auverge, Perancis. Dari kecil, dia sudah gemar mengoleksi batu (dari jenis amethyst, citrine, kalsedon) serta kerikil! Ketika dikirim untuk mengajar di Kairo, Mesir pada 1905, kecenderungan naturalis de Chardin menguat. Dua tahun kemudian, dia menerbitkan artikel pertamanya, “A Week in Fayoum”. Masih di Fayoum, dia menemukan gigi hiu. Spesies baru itu diberi nama Teilhardia.

Nama de Chardin mengemuka di komunitas ilmiah dari perkenalannya dengan Charles Dawson, seorang ahli paleontologi. Tahun 1912-1915, de Chardin melanjutkan studi di bidang paleontologi. Antusiasmenya pada studi ilmiah tentang manusia prasejarah mengkristal.

Mewarisi darah bangsawan dari pasangan Emmanuel dan Berthe-Adele Teilhard, dia: anak keempat dari sebelas bersaudara pernah bertugas sebagai tenaga medis pada Perang Dunia I, tahun 1915. Dari resimennya, de Chardin dianugerahi gelar Chevalier de la Legion d’Honneur.

Keahlian pengetahuan geologi de Chardin tak diragukan. Tahun 1919, kesempatan untuk kerja lapangan di Tiongkok terbuka. Atas undangan Emile Licent—pionir eksplorasi dan kerja ilmiah di Tiongkok, pada 1 April 1923 de Chardin berlayar dari Marseille menuju Tiongkok. Dari sini, kelak dia melahirkan karya gemilang seperti The Phenomenon of Man, sebuah analisis yang menempatkan sejarah munculnya manusia, merunut pada proses evolusi.

Tahun 1937, atas prestasi ilmiahnya, ia dianugerahi Medali Gregor Mendel pada Konferensi Philadelphia. Di negaranya, Perancis, de Chardin juga dihormati untuk kontribusinya di bidang ilmiah dan intelektual. Melalui Kementerian Luar Negeri, dia dipromosikan ke peringkat perwira Legion of Honor. de Chardin hidup selibat sebagai imam Jesuit dan meninggal dengan tenang pada 10 April 1955 di New York. –ISB-

(Ruang Display II, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung)