Laksamana Bentan Hibur Kuala Lumpur

0
2153
Laksamana Megat Sri Rama diperankan Said A Dahlawi

Sanggar Bulan Mengambang bersama Batam Bisa Production dan Persatuan Kebajikan Zuriat Pusaka Bentan Malaysia menggelar pertunjukkan teater bangsawan dengan judul Laksamana Bentan di Auditorium Tunku Abdul Rahman, Kualalumpur, Malaysia, 25-26 Maret 2016. Laksamana Megat Sri Rama diperankan Said Abdullah Dahlawi, Sultan Mahmood dimainkan Agustiar Abbas, sedangkan lakon Dang Anom dimainkan Monaliza Hamzah.

Said Abdullah Dahlawi mengatakan, Sanggar Bulan Mengambang merasa bangga bisa tampil di Malaysia untuk membawakan teater bangsawan, dengan naskah Laksamana Bentan yang sangat populer dalam masyarakat Melayu. “Kami sering tampil dalam berbagai event, termasuk menghibur tampil di kampung-kampung tua yang ada di Batam. Sekarang kami bangga diundang dan tampil di Kualalumpur,”kata Said.

Sanggar Bulan Mengambang tampil di Malaysia

Kisah Sultan Mahmud Mangkat Dijulang dengan Laksamana Megat Sri Rama begitu populer dam kisahnya hingga saat ini masih terus diceritakan dari satu generasi ke satu generasi yang lain. Pada hari Jumaat tahun 1699, Sultan Mahmud Syah bersama pembesar telah berangkat ke masjid untuk bersembahyang. Sultan telah ditandu oleh pengawal-pengawal istana. Ketika azan pertama berkumandang di udara, Sultan Mahmud terkejut melihat Laksamana berdiri sambil menghalang lalu lintas baginda. Laksamana berkata “Raja adil raja disembah! Raja zalim raja disanggah!”. Ia mengamuk atas kematian istrinya yang dikabarkan atas suruhan sultan.

Sepantas kilat, laksamana menikam sultan dengan kasarnya. Suasana di perkarangan masjid gempar apabila darah sultan yang berdaulat telah mengalir ke tanah! Semua jemaah terpaku. Sultan tidak berputus asa lalu menyentap sebilah keris yang tersisip di pinggangnya lalu dilontarkan di kaki laksamana. Sultan terus betitah “Tujuh keturunan laksamana tidak boleh menjejakkan kaki ke Kota Tinggi. Apabila tetap masuk akan muntah darah”. Berberapa menit kemudian, baginda menghembuskan nafas yang terakhir. Megat yang tiba-tiba memuntahkan darah pula mati secara tiba-tiba.

Sultan Mahmud Shah II mangkat dalam usia 24 tahun. Ia lebih dikenali sebagai “Marhum Mangkat Di Julang” atau “Marhum Kota Tinggi karena dimakamkan di Kota Tinggi, Malaysia. Dengan kematian baginda maka putuslah zuriat Raja-raja Johor dari keturunan dinasti Raja Melaka. Meski kemudian muncul tokoh baru bernama Raja Kecik yang mengaku anak dari Sultan Mahmud dan menuntut atas kematian ayahnya. **