Mukew Sahur, Tradisi Menjelang Sahur pada Masyarakat Menggala

You are currently viewing Mukew Sahur, Tradisi Menjelang Sahur pada Masyarakat Menggala

Mukew Sahur, Tradisi Menjelang Sahur pada Masyarakat Menggala

Mukew sahur merupakan salah satu tradisi dan ekspresi lisan yang hingga kini masih ada dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lampung terutama di wilayah Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Tradisi dan ekspresi lisan yang diperkirakan sudah berlangsung sejak tahun 1910 Masehi ini secara singkat merupakan sebuah acara makan bersama. Berbeda dengan acara makan bersama seperti di daerah lain, Mukew sahur adalah sebuah tradisi makan bersama yang dilaksanakan sepuluh hari terakhir pada Bulan Ramadhan.
Dalam konteks masa lalu, Mukew Sahur adalah salah satu tradisi yang dilakukan kalangan muda mudi, yaitu saat bujang (menganai) mengajak makan kekasihnya (muli) pada tanggal ganjil dalam masa sepuluh hari terakhir malam Bulan Ramadhan. Acara yang diikuti juga oleh teman-teman dari kedua belah pihak (muli mekanai), dimulai dengan prosesi menganai bekadu (kado), yaitu sang bujang memberikan kado /bingkisan/mentraktir kepada muli. Tradisi Mukew Sahur ini juga dapat disejajarkan dengan tradisi Memalam’an karena sebelum waktu makan sahur, acara diisi dengan begadang sambil memainkan beledug tradisional. Kegiatan ini berlangsung hingga pukul 22.00. Selanjutnya diisi dengan acara kesenian berupa permainan gitar atau alat musik tradisional lainnya hingga tiba waktu sahur.
Pada Tahun 1950 Masehi, Mukew Sahur berkembang menjadi kebiasaan yang berlangsung setiap Bulan Ramadhan. Kebiasaan ini kemudian menjadi sebuah pertunjukan yang ditampilkan di setiap kampung-kampung Sekitar Kota Menggala.
Mukew sahur dilakukan dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung sampai waktu sahur tiba. Hingga saat ini, kebiasaan tersebut masih dapat disaksikan setiap tahun pada penghujung bulan Ramadhan di Kota Menggala Kabupaten Tulang Bawang.