You are currently viewing Banten Girang, arti kata dan toponim

Banten Girang, arti kata dan toponim

Salam lestari sahabat budaya! Banten tidak bisa dipisahkan dengan Banten Girang. Apa sih Banten Girang itu? Yuk kita kulik bersama.

Banten Girang adalah suatu tempat, yang oleh para peneliti kepurbakalaan diyakini sebagai pusat pemerintahan kerajaan bercorak Hindu-Budha, sebelum berdirinya Kesultanan Banten.

Eksistensi Banten Girang disebutkan dalam beberapa naskah kuna atau babad. Wahanten Girang pernah disebutkan dalam Carita Parahyangan yang menyatakan bahwa Wahanten Girang dikalahkan oleh Arya Bubrah, yakni tokoh yang ditafsirkan sebagai Fatahillah Khan, panglima Demak – Cirebon yang mengalahkan Kalapa.

Lima lempeng prasasti yang ditemukan di desa Kebantenan, Bekasi, dua di antaranya menyebutkan kata “banten”. Beberapa ahli menyatakan kata “banten” tersebut merujuk pada Banten Girang.

Jika dikaji berdasarkan asal bahasanya, dalam bahasa Jawa Kuna, banten berarti selamatan/sesaji. Pabanten diartikan sebagai tempat untuk melakukan sesaji. Kampung Banten berarti kampung tempat melakukan persembahan.

Dalam sejarah Banten disebutkan bahwa Banten Girang ditaklukkan oleh pasukan Islam yang berasal dari Demak dan Cirebon. Setelah penaklukkan tersebut, berdirilah Kesultanan Banten dan pusat pemerintahan berpindah ke daerah utara di pesisir pantai teluk Banten, yang sekarang dikenal sebagai Banten Lama.

Saat ini Banten Girang hanya berupa bukit kecil di barat sungai Cibanten di Kampung Sempu. Nama-nama tempat yang masih tersisa di Banten Girang antara lain Asem Reges, yang menurut cerita berasal dari pohon asem yang ditanam di dekat makam Ki Jongjo. Nama lain adalah Telaya, dimana pada tahun 1682 nama Banten Girang diganti menjadi Tirtalaya, yang kemudian disingkat menjadi Telaya. Di tepi jurang terdapat gua buatan yang dipercaya dahulu digunakan oleh Prabu Pucuk Umun untuk bersemedi. Pandaringan, menurut cerita merupakan bekas kolam pada masa kejayaan Banten Girang, sehingga dinamakam pandaringan yang berarti tempat menyimpan makanan. Banusri merupakan bekas pasar, serta Alas Dawa yang berada di sebelah selatan kawasan Banten Girang, dahulu merupakan hutan.

 

 

*Sumber: Toponimi/Sejarah Nama-nama tempat berdasarkan cerita rakyat