Siaran Pers – Rekam Pandemi: Dokumentasi Perubahan Sosial Budaya Indonesia Akibat Pandemi Global Terbesar Seabad Terakhir

0
13403

SIARAN PERS

Rekam Pandemi: Dokumentasi Perubahan Sosial Budaya Indonesia Akibat Pandemi Global Terbesar Seabad Terakhir

Wabah Covid-19 memberikan dampak buruk bagi hampir semua profesi.  Para pekerja seni termasuk mereka yang paling terdampak.  Data yang dihimpun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terdapat 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia.

Sementara data Koalisi Seni Indonesia misalnya mengungkapkan terdapat 204 acara seni yang ditunda atau dibatalkan selama pandemi. Data itu mencakup proses produksi, rilis, dan festival film (24 acara); konser, tur, dan festival musik (107 acara); pameran dan museum seni rupa (20 acara); pertunjukan tari (9 acara); acara sastra (2 acara); serta pentas teater, pantomim, wayang, boneka, dan dongeng (42 acara).

Beberapa rekomendasi bantuan yang disampaikan Koalisi Seni di antaranya adalah membuat program dana bantuan pengganti pekerjaan seni yang hilang, penyaluran bantuan yang cepat dan tidak berbelit-belit, memudahkan akses seniman berkarya, dan memudahkan akses masyarakat menikmati karya seniman selama dampak pandemi dirasakan.

Para pembuat film dokumenter di bawah Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN),  yang tersebar di seluruh wilayah tanah air juga merasakan dampak dari wabah Pandemi Covid 19.  Banyak kerja kerja kreatif perekaman yang biasanya dilakukan, banyak yang ditunda dan dibatalkan.

Berangkat dari kondisi tersebut, Seketariat Nasional ADN memperoleh kesempatan dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, untuk mengembangkan program jarring pengaman sosial dengan tema Rekam Pandemi. Program ini, diikuti 300 anggota ADN yang tersebar di 32 wilayah tanah air. Kerja kreatif yang mereka lakukan adalah, merekam segenap perubahan masyarakat, yang terjadi akibat Pandemi Covid 19.

Program ini terbagi dalam delapan tema, yang mewakili beragam bentuk persoalan yang ada dalam masyarakat,  akibat Pandemi Covid 19 ini. Tema tersebut antara lain : Belajar dari Rumah, Religi dan Mitos, Lebaran masa Pandemi, Usaha Mandiri,  Isu lingkungan, Gotong Royong, Kreativitas Masa Pandemi, dan Perubahan Perilaku Keluarga. Hingga saat ini, Program Rekam Pandemi telah disosialisaikan di stasiun televise TVRI setiap hari Sabtu pagi.

Merekam beragam bentuk perubahan yang ada dalam masyarakat  adalah bagian utama dari kerja kreatif yang selama ini dilakukan oleh anggota ADN yang tersebar di segenap wilayah. Adanya ketersebaran pola perekaman ini, tentu akan memberikan warna keberagaman karya. Karya yang muncul akan kental dengan perubahan dan persoalan lokal yang tengah dihadapi di banyak wilayah.  Bagaimana persoalan itu dihadapi, tentu akan menjadi satu pengetahuan, referensi dan pustaka baru yang bisa dibagikan ke ruang yang lebih luas.

Untuk memberikan stimulus dan jaring pengaman sosial bagi pekerja seni dan budaya yang terdampak, khususnya dokumenteris, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif meluncurkan “Program Rekam Pandemi”. Lewat Rekam Pandemi, terbukti ada cara cara baru dalam menyikapi guna menemukan siasat yang lebih tepat, inspiratif dan edukatif  dalam diri masyarakat.

Bekerja sama dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN), Direktur Jenderal Kebudayaan Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid menjelaskan bahwa sebanyak 300 dokumenteris akan mendokumentasikan perubahan signifikan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi global terbesar dalam kurun waktu hampir satu abad terakhir.

“Selama bulan Mei-Juli 2020 akan dihasilkan 2400 menit video pendek yang merekam tema: Belajar di Rumah, Religi dan Mitos/Mistis, Lebaran/Coronasiana, Usaha Mandiri, Perubahan Perilaku Keluarga, Gotong Royong, Kreativitas, dan Isu Lingkungan dari Aceh sampai ke Papua,” Jelas Hilmar.

Tonny Trimarsanto selaku Ketua ADN menjabarkan bahwa program Rekam Pandemi ini setidaknya akan mewakili cara tutur audio visual yang sangat Indonesia. Karena, pola perekaman yang dikemas dalam film dokumenter pendek ini, dilakukan oleh anggota Asosiasi Dokumenteris Nusantara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Jadi, persoalan persoalan yang sangat lokal, spontan dan sehari hari sebagai bagian dari perubahan sosial masyarakat di masa Pandemi Covid 19 ini, direkam oleh mereka yang berada terdekat dengan peristiwanya. Sehingga, akan terasa, keberagaman yang sangat kaya dari karya karya ini”, ungkap Tonny.

Dokumentasi ini akan disinergikan pula dengan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan yang lain yakni “Belajar dari Rumah” bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah diluncurkan 13 April 2020.  Penyebaran pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.

Program “Belajar dari Rumah” merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa kedaruratan kesehatan masyaraat, khususnya membantu mereka yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis.

Sedangkan Program “Rekam Pandemi” tayang di TVRI setiap hari Sabtu dan Minggu dan telah tayang tanggal 20 Juni pukul 08.30, serta dapat diakses melalui situs: http://rekampandemi.kemdikbud.go.id, dan seluruh akun media sosial @budayasaya: Youtube, Facebook, dan Twitter.

 

Informasi Lebih Lanjut

Darmawati 08117463737

Humas Direktorat Jenderal Kebudayaan

 

Selengkapnya unduh Siaran Pers Rekam Pandemi di sini