Program Jitu dalam Pengembangan Permuseuman

0
796
Paparan: Daud Aries Tanudirjo, Akademisi, UGM
Paparan: Daud Aries Tanudirjo, Akademisi, UGM

Malang – Hari ini merupakan rangkaian akhir kegiatan PNM 2015, Kamis (28/05/15). Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan pada kelompok dua membahas mengenai Blue Print Pengembangan Permuseuman yang dipandu oleh Gatot Ghautama dan Sri Hartini.

Perwakilan Museum Majapahit berujar bahwa tantangan museum adalah SDM. Di museum tersebut, karyawan dituntut untuk bisa menceritakan seluk beluk museum Majapahit. Mulai dari staf kebersihan, keamanan, dan semua staf yang bertugas dalam museum. Penyampaian informasi yang diberikan juga harus interaktif sehingga masyarakat semakin bersemangat untuk mengetahui banyak informasi.

 

Boni-Museum Polri, “Strukturnya selalu mengalami rotasi, seharusnya fungsi pembinaan melakukan kunjungan untuk memberi saran kritik dan masukan. Pemandu di Museum ini ada 2 macaIMG_8587m yakni PNS dan Polri, museum ini sebaiknya memiliki kurator sehingga fungsi sejarah tersampaikan dengan baik kepada masyarakat”, tukas Boni, Museum Polri.

Perwakilan Museum Batur, Bali, memberikan saran untuk mengubah paradigma permuseuman, SOP perlu ditingkatkan, meningkatkan fasilitas (mengubah panel panel demi kebaruan), tata kelola dan admin permuseuman, sosialisasi ke sekolah dan kerjasama dengan travel agent.

Terdapat pula program menarik seperti Museum Masuk Mol, Museum Masuk Hotel, memberikan kursus bahasa asing kepada karyawan demi menghadapi MEA, sehingga anak muda bisa mencintai dan melestarikan museum.

Gatot Ghautama menanggapi berbagai saran dari peserta “Sudah ada standarisasi museum, sudah ada pula kunjungan museum.”