Praktisi Budaya Ulas Tuntas Teknik Jurnalistik

0
951

Jakarta – Workshop Pengelolaan Website Kebudayaan masih terus berlangsung di Hotel Ibis, Jakarta Barat. Memasuki hari kedua, Rabu (20/5/2015), sejumlah ahli hadir menjadi pengisi acara, salah satunya ialah Praktisi Budaya, Junus Satrio.

Dalam paparannya, Junus menjelaskan tentang pentingnya nilai berita dalam sebuah peristiwa. “Sebuah informasi dapat dikatakan sebagai berita, apabila mengandung nilai berita, hal ini yang harus diperatikan para pewarta sebelum membuat berita,” Junus membuka diskusi.

Workshop-website-kemdikbud

Menurutnya, ada delapan poin yang menjadi nilai berita, antara lain faktor kekinian, memperhatikan tren, mengandung sesuatu yang penting, signifikan, seimbang, terpercaya, dapat menstimuli pembaca, dan artikel yang dibuat harus berorientasi kepada publik.

“Dalam pengaplikasiannya, kedelapan poin tersebut adalah instrumen wajib yang membuat sebuah informasi dianggap menjadi sebuah berita. Sebab, masyarakat tidak hanya bertindak sebagai pembaca, melainkan agent of information. Di mana artinya, mereka akan meneruskan berita yang diketahuinya, kepada pembaca lain, dan seterusnya,” paparnya.

Junus-Satrio

Tak sampai di situ, Junus juga mengajak peserta untuk turut aktif mengkritisi kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari. “Ada banyak sekali hal yang terjadi di sekitar kita. Data yang dimiliki pun tersedia di mana-mana, terlebih kita yang bekerja pada sebuah kementerian budaya, tinggal bagaimana kita memperoleh dan mengusai data-data yang dimiliki tersebut menjadi sebuah berita yang berkualitas,” jelas Junus.

Kendati demikian, Junus mengingatkan untuk terus berpikir kreatif dan inovatif. “Semua news adalah kompetisi. Tugas kita adalah bagaimana menarik orang untuk mau membaca. Carilah angle yang menarik, buatlah judul yang membuat orang lain penasaran, dan teruslah berlatih menulis. Perlu diingat, sedapat mungkin kita harus memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan data di masyarakat, sebab kita adalah sumber informasi,” tukasnya.