Peringatan Dasawarsa Batik yang Diakui UNESCO

0
1475

2 Oktober 2009, Batik menggema pertama kali di ruang sidang UNESCO yang bertempat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage, batik resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) milik Indonesia, menyusul Keris dan Wayang sebagai pendahulunya.

Pada naskah yang disampaikan, batik merupakan teknik menghias kain yang mengandung nilai, makna, dan simbol-simbol budaya karena sejatinya batik adalah sebuah proses dan memiliki nilai lebih dari selembar kain bermotif.

Sudah sepuluh tahun batik menjadi WBTb yang diakui UNESCO. Berbagai upaya terus dilakukan untuk membawa batik semakin luas dikenal dunia. Salah satu agendanya adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan khususnya yang bertepatan dengan hari batik yang dirayakan setiap tanggal 2 Oktober.

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengadakan kegiatan perayaan Hari Batik Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Kegiatan ini juga didukung oleh Kementerian Luar Negeri, Komunitas Pecinta Batik Penida Wastra Persada, Aruna Chakra Kinarya, Yayasan Tjanting Batik Nusantara. Turut hadir dalam acara ini perwakilan para duta besar negara sahabat, dan kementerian yang terkait dengan komunitas batik.

Dengan mengusung tema “Batik, Khazanah Peradaban kita, Khazanah Peradaban Dunia,” diharapkan “perayaan ini bisa menjadi momen regenerasi pelestarian batik ke millenial.” – Direktur WDB, Nadjamuddin Ramly.