Pemuda Diharapkan Belajar Dari Tokoh Wisanggeni

0
3205
Foto Ilustrasi

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional sekaligus menyambut Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) Desember mendatang, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan pertunjukan wayang di Tugu Proklamasi (10/11). Pagelaran wayang dibawakan oleh dalang asal Banyumas, Ki Kukuh Bayu Aji, dengan judul “Wisanggeni Krida”.

Berkesempatan membuka acara Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, sekaligus menyerahkan secara resmi “lakon” Wisanggeni kepada Ki Kukuh Bayu Aji untuk dimainkan. Dalam sambutannya Hilmar Farid mengatakan bahwa kesenian seperti ini adalah bagian jati diri dan identitas bangsa, karena itu ia menginginkan nantinya lebih banyak anak muda terlibat dalam kesenian wayang.

“ Kedepan bahkan bisa diperkenalkan di sekolah, sehingga anak-anak tidak canggung dengan kesenian wayang ini”, Ujar pria yang juga sejarawan tersebut.

Dalam cerita wayang banyak pelajaran dan nilai yang dapat diambil dari tokoh-tokohnya, salah satunya Wisanggeni. Tokoh ini hanya ada dalam pewayangan versi Jawa, tidak ada pada versi asli Mahabarata. Ki Kukuh Bayu Aji menjelaskan bahwa kisah Wisanggeni relevan dengan kondisi masa kini. “Ia adalah gambaran pemuda yang kreatif inovatif yang berkorban untuk negeri Amarta”, Ujar dalang asal Banyumas tersebut.

Dalam ceritanya, Wisanggeni adalah anak Arjuna dan dewi Batari Dresanala. Konon kesaktiannya melebihi putra-putra Pandawa yang lain.  Dia berani melawan para dewa yang sejak awal tidak menginginkannya lahir. Pemuda ini tidak kenal rasa takut untuk memperjuangkan apa yang diyakininya benar.

Di akhir hidupnya, dia berkorban bagi negerinya Amarta. Wisanggeni rela menjadi tumbal agar pihak pandawa menang atas para Kurawa dalam perang Baratayudha.