TRADISI BEROLAHRAGA MASYARAKAT INDONESIA

Penca Silat

Bogor (27/5) Perjalanan sejarah yang panjang, keragaman suku bangsa dan letak geografis yang strategis menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya dan unik.  Dalam kehidupan berolahraga, masyarakat Indonesia sudah mengenalnya ratusan ribu tahun yang lalu.  Tradisi berolahraga di Indonesia pada dasarnya sudah dikenal sejak masa prasejarah, namun tujuan dan fungsinya berbeda dengan masa sekarang.  Gerakan atau aktivitas berolahraga berawal dari kegiatan mereka sehari-hari dalam mempertahankan hidupnya, seperti kegiatan berburu dan mengumpulkan makan, berperang serta menghadapi ganasnya alam.  Gerakan olahraga seperti berlari, melompat, melempar, berenang, menunggang hewan, mendayung dan memanah dilakukan oleh masyarakat pada masa itu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup  mereka. Saat berburu menggunakan berbagai peralatan sederhana seperti tombak, panah dan senjata tajam lainnya.  Saat terjadi peperangan antarsuku juga menggunakan senjata serta gerakan-gerakan untuk mempertahankan dan membela diri.

Lomba Dayung

Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, gerakan atau aktivitas berolahraga semakin berkembang.  Beberapa tinggalan arkeologis seperti relief-relief Candi Borobudur, Candi Prambanan serta arca perunggu dari Surocolo  menggambarkan aktivitas berburu dengan menggunakan panah, menunggang kuda, serta adegan berperang dan berkelahi yang menjadi dasar gerakan pencak silat. Beberapa prasasti dan naskah kuno juga menyebutkan kegiatan atraksi di depan raja, misalnya adu ketangkasan, bergulat, bermain bola sambil menunggang gajah dan berlari untuk memperebutkan sesuatu.

Karapan Sapi di Madura

Di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa terdapat beberapa kegiatan ritual yang bersifat komunal menggunakan gerakan-gerakan olahraga seperti tradisi lompat batu (fahombo) di Nias yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa pemuda yang sanggup melompat batu tersebut dianggap dewasa dan matang secara fisik.  Kerapan sapi di Madura yang menjadi bagian dari ritual syukuran saat masa tanam dan masa panen, juga tradisi balap kerbau di Tasikmalaya, Sumbawa Barat dan Bali.  Di Sumba Barat terdapat tradisi Pasola yang memadukan ketangkasan berkuda dan melempar lembing kayu, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukuran dalam menyambut masa panen.  Di sepanjang pulau Sumatera dan di Sulawesi Selatan terdapat permainan Sepak Raga, yang memainkan bola dari anyaman rotan. Dahulu Sepak Raga hanya dimainkan oleh kaum bangsawan yang kemudian berkembang menjadi permainan rakyat, kelak Sepak Raga ini menjadi cabang olahraga Sepak Takraw.  Sejak Asian Games ke-10 di Cina tahun 1990, Sepak Takraw resmi menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang Asian Games.