Sukarno, 21 Juni 1970

Dr (HC) Ir. Sukarno, 1901-1970

Bogor (21/6) Setelah Peristiwa G30S/PKI 1965, Situasi di Indonesia semakin tidak menentu. Setelah kemerosotan ekonomi, keterkucilan dari dunia internasional, dan Sukarno juga kehilangan daya pikatnya. Perlahan namun pasti, Presiden Sukarno semakin tersingkir dari pusat kekuasaan yang riil. Sukarno masih berada dipuncak namun kekuasaan itu seakan hampa dan Sukarno merasakan kepedihan yang semakin lama semakin perih.

Setelah 20 tahun mengabdi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di tanah air yang sejak awal diperjuangkannya, Sukarno akhirnya kembali menjalani kehidupan sebagai warga biasa. Kekuasaan yang diembannya harus diwariskan kepada generasi setelahnya. Pergantian generasi dan kekuasaan telahterjadi.

Semangat masih menyala tetapi ia sadar juga kesehatannya tidak bisa lagi berkompromi. Sukarno hanya mempunyai satu ginjal sehat yang harus dijaga dengan teliti oleh dokter, sedangkan satu ginjal lagi sudah membatu. Untuk mengatasi itu Sukarno meminum madu Arab setiap hari dan minum 10 vitamin setiap pagi. Dokter menyarankan Sukarno bisa tidur siang namun hal itu merasa sulit ia lakukan karena pikirannya selalu memikirkan nasib bangsanya.

Setelah lengser dari kursi kepresidenan, sakit yang berkepanjangan menyebabkan kesehatannya terus menurun. Pada tanggal 21 Juni 1970 sang Proklamator Kemerdekaan bangsa Indonesia dipanggil Sang Pencipta. Tiba-tiba seluruh anak bangsa terkejut. Kesedihan yang mendalam pun menyelimuti seluruh rakyat Indonesia. Sukarno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.