Soekarno dan Visi Kebudayaan Indonesia

Bogor (3/5) Soekarno adalah seorang presiden Indonesia yang dikenal pandai berpidato. Dengan pidato yang berapi-api ia mampu menghipnotis ribuan massa. Pidato-pidatonya yang sangat memukau sangat dinantikan oleh rakyat yang haus akan penyemangat dalam pergerakan nasional untuk mencapai Indonesia Merdeka. Pidatonya juga duperkuat oleh cerita pewayangan seperti cerita Mahabrata dan Ramayana, yang dikenalnya sejak kecil. Cerita pewayangan ini merupakan media komunikatif paling efektif dengan masyarakat umum terutama di Pulau Jawa.

Pada masa pembuangan, Soekarno juga berperan sebagai penulis naskah, menjadi sutradara, melatih, dekorasi panggung dan sebagai marketing /manajer. Ketika jadi presiden ia lebih dikenal sebagai kolektor lukisan pelukis anak bangsa dan pemimpin yang asyik menikmati tari-tarian dan musik budaya bangsa. Sebagai pemimpin Soekarno termasuk pemimpin yang paling aktif memajukan kesenian tradisional. Ia ingin kesenian tradisional itu bisa dinikmati masyarakat bangsa yang sedang berada dalam proses perubahan.  Soekarno juga terlibat didalam perencanaan bangunan milik Negara. Sebagai seorang arsitek Soekarno terlibat didalam perencanaan Masjid Istiqlal, Gedung MPR/DPR, Monas,gedung Bank Indonesia dan Hotel Indonesia. Dalam bidang seni patung, Soekarno juga mempunyai peranan penting dalam menghadirkan Patung Pancoran atau patung Dirgantara, Tugu Tani, Tugu Selamat Datang dan lainya.

Begitutulah bagi Soekarno, penciptaan karya seni dan bentuk kreasi kultural bukan hanya hiburan tetapi juga usaha pengayaan wawasan sebagai bagian dari perjuangan. Semuanya adalah bagian esensial dalam proses nation-building.